4 Perusahaan China yang Beroperasi di Indonesia, 2 di Antaranya Menyedot Harta Karun

Rabu, 07 September 2022 - 16:42 WIB
loading...
A A A
China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) adalah perusahaan investasi dan pengembangan, mencakup real estate, pembiayaan, serta operasi konstruksi. Termasuk juga ke dalam perusahaan rekayasa konstruksi, meliputi perumahan, infrastruktur, survei, dan desain.

Disingkat CSCEC atau China State Construction, sudah tersebar di 100 negara di seluruh dunia, sejak tahun 1982. Sebagai perusahaan raksasa, CSCEC telah membangun hampir 90% gedung pencakar langit yang memiliki tinggi lebih dari 300 meter di China.

Tak hanya itu, CSCEC juga terlibat dalam pembangunan bandara utama, pangkalan peluncuran satelit, terowongan perkotaan, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan ratusan juta rumah yang ada di China.

China State Construction juga turut beroperasi di Indonesia, tepatnya di Tangerang, Banten. CSCEC telah terlibat dalam puluhan proyek infrastruktur, meliputi perumahaan, darmaga, dan lainnya di wilayah Indonesia.

3. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC)

China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) adalah perusahaan produksi dan eksplorasi energi, meliputi minyak serta gas. Berawal dari perairan lepas di China, kini CNOOC sudah beroperasi di 40 negara di seluruh dunia, mencakup Asia, Afrika, Amerika, Timur Tengah, dan Eropa.

Masih seputar energi, perusahaan ini juga bergerak di bidang penyulingan, pemasaran ritel, pembangkit listrik, dan rekayasa. Salah satu proyek terbesarnya di Indonesia adalah Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh, memiliki tiga kilang di lapangan gas lepas pantai dan pabrik pengolahan LNG di darat.

CNOOC telah diberikan persetujuan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) di Lapangan MBF, Wilayah Kerja Madura Strait yang akan dioperasikan oleh Husky - CNOOC Madura Limited (HCML). Hal itu dikemukakan melalui laporan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Operator Husky-HCML berkomitmen mengembangkan potensi cadangan Lapangan MBF sebesar 38,04 miliar standar kaki kubik (BSCF) untuk memenuhi kebutuhan gas Jawa Timur, dengan investasi sebesar USD88 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.

HCML memiliki fasilitas produksi meliputi satu anjungan kepala sumur, satu kapal Floating Production Storage and Offloading (FPSO), yang berfungsi sebagai, pengeluaran, penyimpanan, dan pemindahan terapung, pipa bawah laut sepanjang 52 kilometer, dan empat sumur produksi. Gas alam pertama dicapai pada tahun 2017 dan langsung disalurkan ke Jawa Timur, Indonesia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0709 seconds (0.1#10.140)