Mengakselerasi Target Capaian Pertumbuhan Berkelanjutan di Tingkat Kabupaten

Selasa, 13 September 2022 - 13:42 WIB
loading...
A A A
Sebagai bagian dalam upaya capaian SDGs ke-12, Indonesia saat ini menghadapi isu terkait food loss dan food waste, yang juga turut berdampak pada timbulnya permasalahan lain stunting dan emisi gas dari sampah makanan. Masyarakat internasional saat ini perlu untuk mengurangi setengah dari sampah makanan di level rumah tangga dan mengurangi food loss pada level produksi dan distribusi.

Pada tingkatan yurisdiksi, IBCSD telah melakukan program Gotong Royong Mengatasi Susut dan Limbah Pangan 2030 (GRASP 2030). Penanganan yang baik dari food loss dan food waste dapat berkontribusi pada penurunan angka gizi buruk pada anak-anak hingga inovasi penggunaan maggot untuk membantu penguraian sampah organik.

“Gerakan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak lagi keterlibatan berbagai sektor untuk menyalurkan makanan mereka sebelum rusak untuk disalurkan ke pihak yang membutuhkan seperti, panti asuhan atau anak-anak yang membutuhkan. Inisiatif dan gerakan ini juga sejatinya dapat diterapkan di daerah," ujar Manager Pengembangan Program Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Aloysius Wiratmo menambahkan.

Dalam dialog ini turut bergabung pula perwakilan dari tiga Kabupaten, yaitu H. Nanang Bakran, ST., MT. selaku Kepala BAPPEDALITBANG Kabupaten Berau, Dr. Ir. H Wan Muhammad Yunus MT, selaku Kepala BAPPEDA Kabupaten Siak, dan Bimo selaku Kepala Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Wilayah BAPPEDA Kabupaten Kubu Raya.

Perwakilan Kabupaten berkesempatan memaparkan poin kunci dalam upata mencapai target pembangunan berkelanjutan, seperti:

1). Arah pembangunan Kabupaten Berau yang telah sejalan dengan program berkelanjutan dengan difasilitasi oleh Forum Multi Pihak Berkelanjutan dan telah diterbitkannya Perda dan Perbup Pembangunan Berkelanjutan.

2). Kabupaten Siak memiliki program Siak Hijau, yang merupakan Koalisi Private Sector untuk Siak Kabupaten Hijau (KPSSH) yang beranggotakan 22 perusahaan dan Kelompok CSO Siak Hijau dan ditetapkannya Siak menjadi bagian dari Perda no.4 tahun 2022.

3). Sebagai wilayah mangrove dan gambut terluas di Kalimantan Barat, hingga saat ini Kabupaten Kubu Raya telah melaksanakan mapping bersama BAPPEDA yang merangkul NGO, CSO, mitra pembangunan, dan pelaku usaha untuk melakukan mitigasi serta memetakan wilayah kerja dan peran para pihak di wilayah tersebut.

Sebagai penutup dialog, Rizal Algamar selaku Direktur Regional Tropical Forest Alliance (TFA) mengatakan “Kami siap untuk bersama melakukan aksi kolektif dengan berbagai pihak baik di tingkat nasional maupun luar negeri untuk menjalin multi stakeholder partnership ini”.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2116 seconds (0.1#10.140)