Indonesia Belum Punya Destinasi Wisata Cokelat, Ini Penyebabnya!
loading...
A
A
A
“Bukan kebetulan, per hari ini (16 September) dikenal sebagai Hari Kakao. Harapan dan cita-cita kami juga besar karena Indonesia tidak hanya dikenal sebagai produsen kopi, namun juga cokelat dengan varian rasa dan barista,” pungkasnya.
Konsumsi cokelat tahunan di Indonesia saat ini hanya sekitar 0,3 kilogram per kapita. Jumlah konsumsi ini masih kalah dibanding Autralia (5,1 kg), Singapura (11 kg) dan Malaysia (0,5 kg). Ini menjadi tantangan tersendiri, sebab Indonesia masih dikenal sebagai produsen biji kakao terbesar, terutama di wilayah Sulawesi dan Sumatra.
“Tantangannya ada pada menciptakan segmen pasar. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami tentu saja,” pungkas Ciptadi.
Meski begitu, pasar cokelat di Indonesia masih mempunyai banyak potensi. Menurut Euromonitor (Juli 2022), nilai penjualan ritel naik 2% pada 2022 menjadi Rp13,4 triliun. Penjualan ritel ditargetkan naik 6% CAGR mencapai Rp18,2 triliun pada 2027. Sejak 2012, Barry Callebaut telah menginvestasikan lebih dari USD50 juta (Rp741,8 miliar) dan saat ini memiliki lebih dari 700 karyawan di seluruh Indonesia.
Konsumsi cokelat tahunan di Indonesia saat ini hanya sekitar 0,3 kilogram per kapita. Jumlah konsumsi ini masih kalah dibanding Autralia (5,1 kg), Singapura (11 kg) dan Malaysia (0,5 kg). Ini menjadi tantangan tersendiri, sebab Indonesia masih dikenal sebagai produsen biji kakao terbesar, terutama di wilayah Sulawesi dan Sumatra.
“Tantangannya ada pada menciptakan segmen pasar. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami tentu saja,” pungkas Ciptadi.
Meski begitu, pasar cokelat di Indonesia masih mempunyai banyak potensi. Menurut Euromonitor (Juli 2022), nilai penjualan ritel naik 2% pada 2022 menjadi Rp13,4 triliun. Penjualan ritel ditargetkan naik 6% CAGR mencapai Rp18,2 triliun pada 2027. Sejak 2012, Barry Callebaut telah menginvestasikan lebih dari USD50 juta (Rp741,8 miliar) dan saat ini memiliki lebih dari 700 karyawan di seluruh Indonesia.
(uka)