Ancaman Konflik di Taiwan Lebih Besar Dampaknya bagi Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perang antara Rusia-Ukraina yang menyebabkan tensi geopolitik global tak kunjung mereda masih belum berakhir. Masalahnya, meski perang Rusia-Ukraina berakhir, perekonomian tak lantas menjadi segera pulih.
"Aancaman resesi ekonomi belum tentu cepat menurun," ujar ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu (17/9/2022).
Faktornya, ada risiko gagal bayar utang di negara berkembang yang bisa akibatkan krisis keuangan. Kemudian, masalah pangan akibat gangguan cuaca ekstrem terjadi di berbagai negara.
"Selain itu kita perlu mewaspadai, ketegangan konflik berikutnya ada di Semenanjung Taiwan," tegas Bhima.
Menurut dia, ini jauh lebih berisiko karena Taiwan itu secara geografis ada di Asia, dan penghasil semikonduktor terbesar yang berpengaruh ke industri otomotif dan elektronik Indonesia.
"Taiwan perlu lebih dicermati sebagai game changer konflik geopolitik," pungkas Bhima.
"Aancaman resesi ekonomi belum tentu cepat menurun," ujar ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu (17/9/2022).
Faktornya, ada risiko gagal bayar utang di negara berkembang yang bisa akibatkan krisis keuangan. Kemudian, masalah pangan akibat gangguan cuaca ekstrem terjadi di berbagai negara.
"Selain itu kita perlu mewaspadai, ketegangan konflik berikutnya ada di Semenanjung Taiwan," tegas Bhima.
Menurut dia, ini jauh lebih berisiko karena Taiwan itu secara geografis ada di Asia, dan penghasil semikonduktor terbesar yang berpengaruh ke industri otomotif dan elektronik Indonesia.
"Taiwan perlu lebih dicermati sebagai game changer konflik geopolitik," pungkas Bhima.
(uka)