Wawancara Khusus CEO Siloam Hospitals Group Caroline Riady: Indonesia Kekurangan Rumah Sakit
loading...
A
A
A
Mereka memiliki karyawan yang banyak sehingga mereka menginginkan memiliki fasilitas kesehatan sendiri yang didedikasikan untuk populasi di sana. Begitu juga dengan perusahaan multinasional, yang memiliki regulasi dari negara asalnya sehingga fasilitas kesehatan harus dikerjakan secara profesional. Siloam terus mencari bentuk terobosan baru bagaimana terus berekspansi dengan cara yang baru.
Untuk franchise seperti apa mekanisme model kerjasamanya?
Semua penanaman modal dan investasi dari mitra, tugas kami mengolah dan mendapat fee untuk layanan manajemen. Pengelolaan tersebut sama seperti seluruh rumah sakit Siloam dengan standar yang sama. Perekrutan dokter, pengembangan pelayanan klinis juga memberikan training dan pengarahan akan dibantu.
Seberapa yakin Siloam melakukan ekspansi, menambah daerah daerah yang sekarang masih belum terjangkau?
Di Indonesia sangat kekurangan akses terhadap layanan kesehatan, entah jumlah dokter, rumah sakit, jumlah bed dan semuanya. Selama 10 tahun menjalani ekspansi cukup gencar bahkan pernah rekor dalam satu tahun membuka 10 rumah sakit baru.
Apa yang mendasari jaringan Siloam memiliki keinginan untuk terus menambah jumlah rumah sakit dan seperti apa strateginya?
Niat membangun jaringan dan memberikan pelayanan kesehatan datang dari founder yakni Pak Mochtar Riady. Ketika masih kecil mengalami banyak kedukaan dalam hidupnya, orang-orang yang dicintainya berpulang karena sakit dan sulit mendapat pengobatan. Sehingga beliau memiliki cita-cita bagaimana mencegah orang lain tidak mengalami apa yang beliau lalui dulu.
Jadi, memang harus mengatur organisasi untuk layak melakukan ekspansi. Caranya, mengatur training yang diikuti banyak orang karena satu rumah sakit perlu banyak orang yang terlibat mulai dari manajemen seperti direktur rumah sakit, head financial controller, medis, operasional, quality. Pemimpin manajemen harus tersedia, begitu juga dengan tenaga kesehatan, satu rumah sakit membutuhkan 400-500 perawat, bisa dibayangkan berapa besar kebutuhan dari tenaga kesehatan di Indonesia.
Seperti apa kondisi industri pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini?
Indonesia masih kekurangan suplai pelayanan, penyebabnya dari tiga hal, talenta, teknologi dan infrastruktur. Infrastuktur ini yang akan kita kejar untuk membuka rumah sakit. Sementara untuk teknologi, tentu di sesuaikan dengan modal yang sanggup dari masing-masing rumah sakit di Indonesia.
Alat kesehatan dan teknologi itu yang ada di Indonesia pada dasarnya sama seperti yang dioperasionalkan di Rumah sakit di luar negeri, kita tidak kalah.
Di Indonesia, kunci rumah sakit dapat ekspansi bagaimana harus memenuhi kebutuhan SDM seperti dokter spesialis, perawat sedangkan di Indonesia masih sangat kekurangan.
Di Indonesia hanya ada 35.000 dokter spesialis. Hal ini menjadi program prioritas dari Menteri Kesehatan bagaimana caranya dokter spesialis di Indonesia bertambah. Lulusan dokter setiap tahun sekitar 2.000-2.400, jika kita mau dokter spesialis dua kali lipat dari jumlah sekarang berarti butuh 10-15 tahun lagi.
Padahal populasi di Indonesia semakin bertambah apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi, di Indonesia rumah sakit sekitar 3.000, bandingkan dengan India dengan populasiempat kali lebih banyak dari Indonesia. Jumlah rumah sakit di India 47.000 , kalau jumlah rumah sakit kita dikali empat hanya 12.000 rumah sakit, sementara si India sudah dua kali lipat dari itu.
Untuk franchise seperti apa mekanisme model kerjasamanya?
Semua penanaman modal dan investasi dari mitra, tugas kami mengolah dan mendapat fee untuk layanan manajemen. Pengelolaan tersebut sama seperti seluruh rumah sakit Siloam dengan standar yang sama. Perekrutan dokter, pengembangan pelayanan klinis juga memberikan training dan pengarahan akan dibantu.
Seberapa yakin Siloam melakukan ekspansi, menambah daerah daerah yang sekarang masih belum terjangkau?
Di Indonesia sangat kekurangan akses terhadap layanan kesehatan, entah jumlah dokter, rumah sakit, jumlah bed dan semuanya. Selama 10 tahun menjalani ekspansi cukup gencar bahkan pernah rekor dalam satu tahun membuka 10 rumah sakit baru.
Apa yang mendasari jaringan Siloam memiliki keinginan untuk terus menambah jumlah rumah sakit dan seperti apa strateginya?
Niat membangun jaringan dan memberikan pelayanan kesehatan datang dari founder yakni Pak Mochtar Riady. Ketika masih kecil mengalami banyak kedukaan dalam hidupnya, orang-orang yang dicintainya berpulang karena sakit dan sulit mendapat pengobatan. Sehingga beliau memiliki cita-cita bagaimana mencegah orang lain tidak mengalami apa yang beliau lalui dulu.
Jadi, memang harus mengatur organisasi untuk layak melakukan ekspansi. Caranya, mengatur training yang diikuti banyak orang karena satu rumah sakit perlu banyak orang yang terlibat mulai dari manajemen seperti direktur rumah sakit, head financial controller, medis, operasional, quality. Pemimpin manajemen harus tersedia, begitu juga dengan tenaga kesehatan, satu rumah sakit membutuhkan 400-500 perawat, bisa dibayangkan berapa besar kebutuhan dari tenaga kesehatan di Indonesia.
Seperti apa kondisi industri pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini?
Indonesia masih kekurangan suplai pelayanan, penyebabnya dari tiga hal, talenta, teknologi dan infrastruktur. Infrastuktur ini yang akan kita kejar untuk membuka rumah sakit. Sementara untuk teknologi, tentu di sesuaikan dengan modal yang sanggup dari masing-masing rumah sakit di Indonesia.
Alat kesehatan dan teknologi itu yang ada di Indonesia pada dasarnya sama seperti yang dioperasionalkan di Rumah sakit di luar negeri, kita tidak kalah.
Di Indonesia, kunci rumah sakit dapat ekspansi bagaimana harus memenuhi kebutuhan SDM seperti dokter spesialis, perawat sedangkan di Indonesia masih sangat kekurangan.
Di Indonesia hanya ada 35.000 dokter spesialis. Hal ini menjadi program prioritas dari Menteri Kesehatan bagaimana caranya dokter spesialis di Indonesia bertambah. Lulusan dokter setiap tahun sekitar 2.000-2.400, jika kita mau dokter spesialis dua kali lipat dari jumlah sekarang berarti butuh 10-15 tahun lagi.
Padahal populasi di Indonesia semakin bertambah apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi, di Indonesia rumah sakit sekitar 3.000, bandingkan dengan India dengan populasiempat kali lebih banyak dari Indonesia. Jumlah rumah sakit di India 47.000 , kalau jumlah rumah sakit kita dikali empat hanya 12.000 rumah sakit, sementara si India sudah dua kali lipat dari itu.