Wawancara Khusus CEO Siloam Hospitals Group Caroline Riady: Indonesia Kekurangan Rumah Sakit

Kamis, 29 September 2022 - 01:11 WIB
loading...
Wawancara Khusus CEO...
Caroline Riady. FOTO/YULIANTO
A A A
JAKARTA - Industri layanan kesehatan di Indonesia masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ketersediaan rumah sakit yang berkualitasmenjadidorongan tersendiri bagi pemain di industri ini seperti Siloam Hospitals Group untuk mengisi pasar yang masih terbuka lebar ini.

Hingga September 2022 sudah Siloam mengoperasikan 41 cabang rumah sakit (RS) tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambahseiring dengan ekspansi yang dilakukan perusahaan.

Masih banyak rumah sakit atau klinik yang akan dibangun oleh perusahaan yang bernaung di bawah bendera Lippo Group itu. Bahkan, Siloam juga terbuka untuk menjalin kemitraan dengan siapapun yang ingin memiliki rumah sakit. Tujuannya, agar dapat melayani, membantu dan menjaga kesehatan masyarakat bersama-sama.

Seperti apa langkah Siloam dalam industri pelayanan kesehatan di Indonesia dan bagaimana mereka melihat potensi ini ke depannya? Berikut petikan wawancara Koran SINDO dengan Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group di Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.

Jaringan Siloam kini sudah ada 41 cabang, adakah perbedaan di setiap cabang RS Siloam?
Terakhir RS Siloam hadir di Agora, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, modelnya agak berbeda yakni mengoperasionalkan secara franchise. Menginginkan bagaimana dapat memasyarakatkan pelayanan kesehatan yang baik untuk orang sebanyak banyaknya.

Terkadang ada pihak eksternal yang ingin membangun rumah sakit, memiliki tanah, modal tetapi tidak memiliki keahlian. Siloam memiliki keahlian tersebut, mulai dari desain rumah sakit, training, tim untuk spesialis laboratorium radiologi dan semuanya lengkap yang menyangkut rumah sakit.

Jadi sebenarnya, sangat mudah untuk bekerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki modal dan keinginan untuk memiliki rumah sakit. RS. Siloam Agora itu bentuk franchise pertama di mana kami bermitra dengan Pikho Group. Selanjutnya juga akan membuat versi franchise ini di Samarinda dan Bekasi.

Siapa target pasar untuk franchise membangun rumah sakit ini?
Banyak. Ternyata banyak orang yang berminat untuk masuk bisnis rumah sakit, banyak juga yang melihat ini setengah sosial. Mungkin mereka sudah sukses di bisnis lain lalu ingin membuat rumah sakit tetapi tidak memiliki pengetahuan soal industri rumah sakit.

Sejak kapan Siloam memiliki inovasi untuk mengembangkan usaha melalui franchise ?
Sudah cukup lama, ini menjadi bagian dari ekspansi. Di masa lalu, ekpansi ada dua, akuisisi dan green field atau bangun dari 0. Tetapi kedua bisnis itu dimiliki oleh PT Siloam International Hospital (SIH) tetapi akhirnya berpikir bagaimana jika bisnisnya tidak dimiliki PT SIH, hanya pengelola saja akhirnya tercetuslah untuk membuat franchise.

Ekspansi terus dilakukan dengan mengelola klinik atau rumah sakit yang sudah beroperasional tetapi milik orang lain. Jadi mendapatkan manajemen fee, seringkali yang sepert itu datang dari perusahaan di sektor pertambangan, agrikultur, manufakturing dan lainnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)