OJK Patok Penghimpunan Dana Pasar Modal Capai Rp182,5 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) menargetkan penghimpunan dana pasar modal mencapai Rp182,5 triliun hingga akhir tahun 2022. Per 30 September kemarin, penghimpunan dana pasar modal tercatat Rp175,34 triliun.
“Kami targetkan Rp182,5 triliun untuk rising fund dan bursa menargetkan 55 perusahaan listing pada 2022,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (3/10/2022).
Hingga akhir September 2022, sebanyak 48 emiten baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, pada pipeline masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp61,31 triliun.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 1,92% month to date (mtd) ke level 7.040 dengan non-residen mencatatkan inflow sebesar Rp3,05 triliun. Secara year to date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 6,98% dengan non-residen membukukan net buy sebesar Rp69,47 triliun.
Di Pasar SBN, non-residen mencatatkan outflow sebesar Rp18,84 triliun mtd sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 30,10 bps mtd di seluruh tenor. Rerata yield SBN telah meningkat sebesar 79,73 bps dengan non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp150,67 triliun.
“Solidnya kinerja perekonomian domestik turut menjaga kinerja IHSG relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan, di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global,” ujarnya.
Inarno menjelaskan, kinerja IHSG yang stabil turut ditopang oleh kinerja emiten yang meningkat. Dari 722 emiten saham yang telah menyampaikan laporan keuangan tengah tahunan 2022, sebanyak 479 emiten atau sebesar 66,34% menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 22,97% secara tahunan dan peningkatan laba sebesar 74%.
Lebih lanjut, sebagai upaya pendalaman pasar, BEI resmi mencatatkan produk investasi baru yakni Waran Terstruktur pada 19 September 2022 lalu. Instrumen itu diterbitkan dengan tiga seri dan masing-masing ditawarkan sebanyak 30 juta unit. Hingga akhir September 2022, nilai transaksi Waran Terstruktur mencapai Rp38,44 miliar.
“Kami targetkan Rp182,5 triliun untuk rising fund dan bursa menargetkan 55 perusahaan listing pada 2022,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (3/10/2022).
Hingga akhir September 2022, sebanyak 48 emiten baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, pada pipeline masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp61,31 triliun.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 1,92% month to date (mtd) ke level 7.040 dengan non-residen mencatatkan inflow sebesar Rp3,05 triliun. Secara year to date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 6,98% dengan non-residen membukukan net buy sebesar Rp69,47 triliun.
Di Pasar SBN, non-residen mencatatkan outflow sebesar Rp18,84 triliun mtd sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 30,10 bps mtd di seluruh tenor. Rerata yield SBN telah meningkat sebesar 79,73 bps dengan non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp150,67 triliun.
“Solidnya kinerja perekonomian domestik turut menjaga kinerja IHSG relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan, di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global,” ujarnya.
Inarno menjelaskan, kinerja IHSG yang stabil turut ditopang oleh kinerja emiten yang meningkat. Dari 722 emiten saham yang telah menyampaikan laporan keuangan tengah tahunan 2022, sebanyak 479 emiten atau sebesar 66,34% menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 22,97% secara tahunan dan peningkatan laba sebesar 74%.
Lebih lanjut, sebagai upaya pendalaman pasar, BEI resmi mencatatkan produk investasi baru yakni Waran Terstruktur pada 19 September 2022 lalu. Instrumen itu diterbitkan dengan tiga seri dan masing-masing ditawarkan sebanyak 30 juta unit. Hingga akhir September 2022, nilai transaksi Waran Terstruktur mencapai Rp38,44 miliar.
(uka)