3 Dampak Naiknya Harga Gas Rusia di Negara-Negara Eropa, Terakhir Krisis Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terdapat sejumlah dampak kenaikan harga gas Rusia di negara-negara Eropa yang bisa diketahui. Rusia menyatakan salah satu pipa pasokan gas utamanya ke Eropa akan tetap ditutup tanpa batas waktu, bersamaan dengan itu harga gas Eropa juga meningkat pesat.
Dilansir dari reuters, harga pasokan gas melonjak setinggi 272 MWh ketika pasar dibuka ditengah ungkapan Rusia akan adanya kebocoran pada peralatan pipa Nord Stream. Sehingga akan tetap ditutup setelah penghentian pemeliharaan.
Baca juga : Uni Eropa Makin Blingsatan Gara-gara Gas Rusia
Kontrak gas TTF Belanda Oktober telah berkurang menjadi 256 euro, naik 23% hari ini pada 0723 GMT tetapi hampir 400% lebih tinggi dari tahun lalu.
Eropa menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi sebagai pembalasan atas sanksi barat yang dijatuhkan pada Moskow terhadap invasinya ke Ukraina.
Berikut dampak naiknya harga gas Rusia di negara-negara Eropa :
1. Berkurangnya Pasokan Gas
Pipa Nord Stream, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, secara historis memasok sekitar sepertiga dari gas yang diekspor Rusia ke Eropa tetapi sudah berjalan hanya dengan 20% dari kapasitas sebelum aliran dihentikan minggu lalu untuk pemeliharaan.
"Pasokan sulit didapat, dan semakin sulit untuk mengganti setiap gas yang tidak berasal dari Rusia," kata Jacob Mandel, rekanan senior untuk komoditas di Aurora Energy Research.
Gas Rusia yang dipasok melalui Ukraina, rute utama lainnya, juga telah berkurang, membuat UE berlomba untuk menemukan pasokan alternatif untuk mengisi ulang fasilitas penyimpanan gas untuk musim dingin.
2. Krisis Energi
Biaya listrik setinggi langit telah memaksa beberapa industri yang haus energi, termasuk pembuat pupuk dan aluminium, untuk mengurangi produksi, dan membuat pemerintah Uni Eropa memompa miliaran euro ke dalam skema untuk membantu rumah tangga.
Para menteri energi negara-negara Uni Eropa akan bertemu pada 9 September untuk membahas opsi untuk mengendalikan melonjaknya harga energi termasuk batas harga gas dan jalur kredit darurat untuk pelaku pasar energi.
Jika harga gas tetap melambung, krisis energi di Eropa bisa terjadi. Sebab sumber energi Eropa saat ini banyak berasal dari gas alam dan mulai meninggalkan energi fosil, terutama untuk pembangkit listrik dan kebutuhan rumah tangga.
Baca juga : Gas Rusia Kembali Mengalir, Eropa Tetap Was-was
3. Krisis Ekonomi
Lonjakan harga yang terjadi tentunya mendorong tagihan rumah tangga, mendorong inflasi ke level tertinggi dalam beberapa dekade dan menekan daya beli masyarakat.
Dilansir dari IMF, dampak negatif pada output ekonomi akan sangat signifikan, sebanyak 6 % untuk beberapa negara di Eropa Tengah dan Timur di mana intensitas penggunaan gas Rusia tinggi dan pasokan alternatif terbatas.
Terutama Hongaria, Republik Slovakia dan Republik Ceko. Italia juga akan menghadapi dampak yang signifikan karena ketergantungan yang tinggi pada gas dalam produksi listrik.
Investor menjadi cemas aliran gas Rusia ke Eropa akan macet. Hal ini yang membuat gas alam Eropa saat ini meroket dan berpotensi untuk berlanjut.
Dilansir dari reuters, harga pasokan gas melonjak setinggi 272 MWh ketika pasar dibuka ditengah ungkapan Rusia akan adanya kebocoran pada peralatan pipa Nord Stream. Sehingga akan tetap ditutup setelah penghentian pemeliharaan.
Baca juga : Uni Eropa Makin Blingsatan Gara-gara Gas Rusia
Kontrak gas TTF Belanda Oktober telah berkurang menjadi 256 euro, naik 23% hari ini pada 0723 GMT tetapi hampir 400% lebih tinggi dari tahun lalu.
Eropa menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi sebagai pembalasan atas sanksi barat yang dijatuhkan pada Moskow terhadap invasinya ke Ukraina.
Berikut dampak naiknya harga gas Rusia di negara-negara Eropa :
1. Berkurangnya Pasokan Gas
Pipa Nord Stream, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, secara historis memasok sekitar sepertiga dari gas yang diekspor Rusia ke Eropa tetapi sudah berjalan hanya dengan 20% dari kapasitas sebelum aliran dihentikan minggu lalu untuk pemeliharaan.
"Pasokan sulit didapat, dan semakin sulit untuk mengganti setiap gas yang tidak berasal dari Rusia," kata Jacob Mandel, rekanan senior untuk komoditas di Aurora Energy Research.
Gas Rusia yang dipasok melalui Ukraina, rute utama lainnya, juga telah berkurang, membuat UE berlomba untuk menemukan pasokan alternatif untuk mengisi ulang fasilitas penyimpanan gas untuk musim dingin.
2. Krisis Energi
Biaya listrik setinggi langit telah memaksa beberapa industri yang haus energi, termasuk pembuat pupuk dan aluminium, untuk mengurangi produksi, dan membuat pemerintah Uni Eropa memompa miliaran euro ke dalam skema untuk membantu rumah tangga.
Para menteri energi negara-negara Uni Eropa akan bertemu pada 9 September untuk membahas opsi untuk mengendalikan melonjaknya harga energi termasuk batas harga gas dan jalur kredit darurat untuk pelaku pasar energi.
Jika harga gas tetap melambung, krisis energi di Eropa bisa terjadi. Sebab sumber energi Eropa saat ini banyak berasal dari gas alam dan mulai meninggalkan energi fosil, terutama untuk pembangkit listrik dan kebutuhan rumah tangga.
Baca juga : Gas Rusia Kembali Mengalir, Eropa Tetap Was-was
3. Krisis Ekonomi
Lonjakan harga yang terjadi tentunya mendorong tagihan rumah tangga, mendorong inflasi ke level tertinggi dalam beberapa dekade dan menekan daya beli masyarakat.
Dilansir dari IMF, dampak negatif pada output ekonomi akan sangat signifikan, sebanyak 6 % untuk beberapa negara di Eropa Tengah dan Timur di mana intensitas penggunaan gas Rusia tinggi dan pasokan alternatif terbatas.
Terutama Hongaria, Republik Slovakia dan Republik Ceko. Italia juga akan menghadapi dampak yang signifikan karena ketergantungan yang tinggi pada gas dalam produksi listrik.
Investor menjadi cemas aliran gas Rusia ke Eropa akan macet. Hal ini yang membuat gas alam Eropa saat ini meroket dan berpotensi untuk berlanjut.
(bim)