Harga BBM Naik, Kolaborasi Bank dan Pengembang Bantu Jaga Daya Beli Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada 3 September lalu turut memicu naiknya harga barang dan tarif jasa layanan.
Bagi pengembang properti, kenaikan harga BBM mulai terasa pada ongkos produksi, di mana harga bahan bangunan perlahan merangkak naik, demikian halnya dengan ongkos angkut .
Hal itu diakui oleh Santoso Angwar, Direktur Proyek Mitragama Inti Perkasa yang mengembangkan kawasan hunian La Palma Grande.
“Kami tidak bisa membendung kenaikan harga material bangunan dampak dari kenaikan harga BBM,” ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (7/10/2022).
Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya berusaha menekan biaya produksi dengan tidak mengurangi kualitas material yang dipakai. “Kualitas tetap seperti yang kami janjikan,” tukasnya.
Menurut dia, upaya menekan biaya produksi ini dilakukan demi menghindari harga rumah di La Palma Grande mengalami kenaikan. “Harga BBM naik, harga La Palma Grande masih belum naik,” ungkapnya.
Pihaknya bisa mempertahankan harga rumah tetap sama ini juga tidak lepas dari dukungan mitra perbankan, dalam hal ini BNI.
Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis KC BNI Fatmawati, Jakarta Selatan, Oktorisman mengatakan, KPR BNI hingga beberapa bulan ke depan tidak mengalami kenaikan suku bunga.
“Saat ini BNI belum mengeluarkan kebijakan untuk menaikan bunga KPR, justru BNI menambahkan kebijakan untuk konsumen dengan mempermudah membeli rumah di La Palma Grande,” bebernya.
Dia menjelaskan, kebijakan belum menaikkan bunga KPR ini untuk menjaga daya beli masyarakat yang ingin memiliki rumah.
Sebagaimana diketahui, suku bunga merupakan salah satu komponen yang juga menentukan kemampuan dan daya beli konsumen. Dengan bunga kompetitif diharapkan masyarakat bisa memiliki rumah dengan angsuran terjangkau.
“Concern kami adalah bagaimana mewujudkan program pemerintah agar masyarakat bisa memiliki rumah dengan cicilan yang terjangkau dan suku bunga yang kompetitif,” tandasnya.
Dengan suku bunga KPR yang masih bertahan di angka yang sama, pengembang properti melakukan langkah yang penting mempertahankan daya beli dan minat masyarakat untuk membeli rumah.
Pengembang mengeluarkan kebijakan memangkas besaran uang muka hanya sekitar 10% dan bahkan ada yang menerapkan skema cicilan uang muka.
“Dukungan BNI sangat luar biasa. Dengan tidak menaikkan bunga KPR, sangat membantu konsumen kami untuk mewujudkan impian mereka memiliki rumah,” ujar Santoso seraya menambahkan pihaknya telah memberi berbagai kemudahan dan subsidi uang muka kepada konsumen.
Dia melanjutkan, kaum milenial usia produktif menjadi target pasar dari hunian yang tengah dikembangkan. Utamanya milenial yang baru bekerja hingga menduduki level manajer, dengan usia yang relatif masih muda mereka ternyata memiliki minat tinggi untuk segera memiliki rumah.
“Untuk mempermudah milenial bisa segera memiliki rumah, La Palma Grande menerapkan uang muka nol persen,” kata Santoso.
Dia menambahkan, hunian yang dibangun pun disesuaikan dengan kebutuhan milenial dan harga yang lebih kompetitif. Adapun pembangunan Cayman Cluster dimulai bulan Oktober dan Mitragama Inti Perkasa sebagai pengembang La Palma Grande memahami bahwa progres yang sesuai jadwal akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap pengembang.
Menurut Santoso, pengerjaan pengurugan dan pemadatan lahan Blok G telah selesai dan pada bulan ini akan dimulai pembangunan pondasi untuk Cayman Cluster
“Pembangunan pondasi rumah di Cayman Cluster akan segera dikerjakan. Doakan kami semuanya berjalan sesuai jadwal,” tuturnya.
Bagi pengembang properti, kenaikan harga BBM mulai terasa pada ongkos produksi, di mana harga bahan bangunan perlahan merangkak naik, demikian halnya dengan ongkos angkut .
Hal itu diakui oleh Santoso Angwar, Direktur Proyek Mitragama Inti Perkasa yang mengembangkan kawasan hunian La Palma Grande.
“Kami tidak bisa membendung kenaikan harga material bangunan dampak dari kenaikan harga BBM,” ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (7/10/2022).
Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya berusaha menekan biaya produksi dengan tidak mengurangi kualitas material yang dipakai. “Kualitas tetap seperti yang kami janjikan,” tukasnya.
Menurut dia, upaya menekan biaya produksi ini dilakukan demi menghindari harga rumah di La Palma Grande mengalami kenaikan. “Harga BBM naik, harga La Palma Grande masih belum naik,” ungkapnya.
Pihaknya bisa mempertahankan harga rumah tetap sama ini juga tidak lepas dari dukungan mitra perbankan, dalam hal ini BNI.
Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis KC BNI Fatmawati, Jakarta Selatan, Oktorisman mengatakan, KPR BNI hingga beberapa bulan ke depan tidak mengalami kenaikan suku bunga.
“Saat ini BNI belum mengeluarkan kebijakan untuk menaikan bunga KPR, justru BNI menambahkan kebijakan untuk konsumen dengan mempermudah membeli rumah di La Palma Grande,” bebernya.
Dia menjelaskan, kebijakan belum menaikkan bunga KPR ini untuk menjaga daya beli masyarakat yang ingin memiliki rumah.
Sebagaimana diketahui, suku bunga merupakan salah satu komponen yang juga menentukan kemampuan dan daya beli konsumen. Dengan bunga kompetitif diharapkan masyarakat bisa memiliki rumah dengan angsuran terjangkau.
“Concern kami adalah bagaimana mewujudkan program pemerintah agar masyarakat bisa memiliki rumah dengan cicilan yang terjangkau dan suku bunga yang kompetitif,” tandasnya.
Dengan suku bunga KPR yang masih bertahan di angka yang sama, pengembang properti melakukan langkah yang penting mempertahankan daya beli dan minat masyarakat untuk membeli rumah.
Pengembang mengeluarkan kebijakan memangkas besaran uang muka hanya sekitar 10% dan bahkan ada yang menerapkan skema cicilan uang muka.
“Dukungan BNI sangat luar biasa. Dengan tidak menaikkan bunga KPR, sangat membantu konsumen kami untuk mewujudkan impian mereka memiliki rumah,” ujar Santoso seraya menambahkan pihaknya telah memberi berbagai kemudahan dan subsidi uang muka kepada konsumen.
Dia melanjutkan, kaum milenial usia produktif menjadi target pasar dari hunian yang tengah dikembangkan. Utamanya milenial yang baru bekerja hingga menduduki level manajer, dengan usia yang relatif masih muda mereka ternyata memiliki minat tinggi untuk segera memiliki rumah.
“Untuk mempermudah milenial bisa segera memiliki rumah, La Palma Grande menerapkan uang muka nol persen,” kata Santoso.
Dia menambahkan, hunian yang dibangun pun disesuaikan dengan kebutuhan milenial dan harga yang lebih kompetitif. Adapun pembangunan Cayman Cluster dimulai bulan Oktober dan Mitragama Inti Perkasa sebagai pengembang La Palma Grande memahami bahwa progres yang sesuai jadwal akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap pengembang.
Menurut Santoso, pengerjaan pengurugan dan pemadatan lahan Blok G telah selesai dan pada bulan ini akan dimulai pembangunan pondasi untuk Cayman Cluster
“Pembangunan pondasi rumah di Cayman Cluster akan segera dikerjakan. Doakan kami semuanya berjalan sesuai jadwal,” tuturnya.
(ind)