Siasat Rusia Meningkatkan Nilai Tukar Rubel Terhadap USD, Sulit Ditiru Indonesia
loading...
A
A
A
Kemudian karena Rusia sekarang telah terputus dari sistem perbankan internasional SWIFT dan diblokir dari perdagangan internasional dalam dolar dan euro, pada dasarnya mereka dibiarkan berdagang dengan dirinya sendiri.
Namun apakah kebijakan ini dapat diberlakukan di Indonesia? Pada dasarnya kebijakan ini sangatlah sulit untuk diterapkan di tanah air.
Menganut kebijakan ini justru dapat memperburuk kondisi ekonomi di Indonesia. Kenaikan suku bunga ini mungkin dapat membuat nilai tukar mata uang menguat namun ada harga yang musti dibayar setelahnya.
Baca juga : Ekonomi Rusia Mulai Retak, Begini Proyeksi Para Ekonom
Pertumbuhan ekonomi nantinya akan terhambat, dampak terburuknya adalah resesi. Karena saat suku bunga naik, suku bunga pinjaman juga ikut naik. Inilah yang akan menghambat ekspansi dunia usaha.
Begitu juga terkait konsumsi masyarakat yang telah menjadi penopang perekonomian. Sehingga menerapkan kebijakan ini justru akan menyulitkan Indonesia sendiri.
Mengingat masih banyaknya masyarakat yang lebih menyukai produk luar. Bahkan produk luar di Indonesia telah menjadi komoditas utama.
Selain itu mengenai kekuatan rubel dapat dipertahankan? Tentunya hal ini sangat tidak pasti dan tergantung pada bagaimana geopolitik berkembang dan kebijakan yang menyesuaikan.
Namun apakah kebijakan ini dapat diberlakukan di Indonesia? Pada dasarnya kebijakan ini sangatlah sulit untuk diterapkan di tanah air.
Menganut kebijakan ini justru dapat memperburuk kondisi ekonomi di Indonesia. Kenaikan suku bunga ini mungkin dapat membuat nilai tukar mata uang menguat namun ada harga yang musti dibayar setelahnya.
Baca juga : Ekonomi Rusia Mulai Retak, Begini Proyeksi Para Ekonom
Pertumbuhan ekonomi nantinya akan terhambat, dampak terburuknya adalah resesi. Karena saat suku bunga naik, suku bunga pinjaman juga ikut naik. Inilah yang akan menghambat ekspansi dunia usaha.
Begitu juga terkait konsumsi masyarakat yang telah menjadi penopang perekonomian. Sehingga menerapkan kebijakan ini justru akan menyulitkan Indonesia sendiri.
Mengingat masih banyaknya masyarakat yang lebih menyukai produk luar. Bahkan produk luar di Indonesia telah menjadi komoditas utama.
Selain itu mengenai kekuatan rubel dapat dipertahankan? Tentunya hal ini sangat tidak pasti dan tergantung pada bagaimana geopolitik berkembang dan kebijakan yang menyesuaikan.
(bim)