Jelang Rilis Data Inflasi Terbaru, Wall Street Dibuka Lesu

Selasa, 11 Oktober 2022 - 23:02 WIB
loading...
Jelang Rilis Data Inflasi Terbaru, Wall Street Dibuka Lesu
Wall Street dibuka melemah. Ilustrasi Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Jelang pengumuman data inflasi terbaru pekan ini, tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Selasa (11/10). Sentimen pemberat indeks juga datang dari memanasnya eskalasi militer Rusia-Ukraina, serta kebijakan baru China atas wabah Covid-19.

Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,13% di 29.164,68, S&P 500 (SPX) melemah 0,49% di 3.594,81, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 0,48% di 10.491,05.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain American Airlines, Carnival Corp, dan Tesla.

Adapun tiga top gainers ditempati oleh American Airlines menguat 3,61%, Amgen naik 4,30%, dan United Airlines Holdings tumbuh 2,19%.

Sedangkan top losers diduduki oleh Norwegian Cruise Line turun 4,79%, Wynn Resorts merosot 4,18%, dan KLA Corp tertekan 3,12%.



Sebagai catatan, ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) telah mengalami koreksi beruntun dalam beberapa sesi terakhir.

Ini terjadi menyusul rilis sejumlah data makro ekonomi yang membuka peluang bagi bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed untuk mengerek suku bunga agresifnya pada pertemuan di bulan November mendatang.

Investor Wall Street saat ini tengah menunggu data inflasi AS periode September yang dijadwalkan akan dirilis Kamis depan. Lebih jauh, risalah pertemuan The Fed juga akan diumumkan pada akhir pekan ini.

Pasar memperkirakan The Fed bakal kembali mendongkrak suku bunga 75 basis poin (bps) mengingat inflasi masih cukup tinggi serta jauh dari target The Fed di kisaran 2 persenan.

"Jika kita melihat data inflasi yang tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, artinya rencana The Fed menaikkan suku bunga tak akan berubah," kata Analis Triple D Trading Inc Dennis Dick, dilansir Reuters, Selasa (11/10/2022).



Sementara itu, tak dimungkiri bahwa ada sentimen lain yang mempengaruhi pasar ykni ketegangan Rusia dan Ukraina yang kembali memanas.

Ini terjadi usai Belarus bersedia mengirimkan pasukannya di perbatasan demi mendukung pertahanan defensif dari serangan balasan pasukan Ukraina.

Lebih jauh, kenaikan wabah Covid-19 di kota-kota besar China tampak memberi katalis negatif bagi pasar mengingat permintaan Negeri Tirai Bambu cukup berpengaruh di tingkat global, termasuk AS.

Namun, pasar tampak masih optimis kinerja keuangan perusahaan dalam laporan kuartal tiga tahun ini dapat memacu daya beli investor pasar modal.

Data Refinitif menunjukkan ada proyeksi kenaikan laba sejumlah perusahaan yang terindeks di S&P 500 sebesar 4,1% secara year on year.

Sebagai informasi, sejumlah perusahaan perbankan big caps akan melaporkan kinerja keuangannya pada Jumat depan. Harapannya lebih banyak korporasi yang berkinerja positif sehingga dapat mengimbangi sentimen negatif yang beredar.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1839 seconds (0.1#10.140)