Setuju Investasi Pertahanan Prabowo, Mahfud MD: Seharusnya Indonesia Punya 200 Pesawat

Kamis, 20 Oktober 2022 - 10:35 WIB
loading...
Setuju Investasi Pertahanan Prabowo, Mahfud MD: Seharusnya Indonesia Punya 200 Pesawat
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan persenjataan Indonesia masih perlu ditambah. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan persenjataan Indonesia masih perlu ditambah. Hal ini sejalan dengan yang selama ini dikatakan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto .

"Kalau kita hanya berpikir soal kemampuan atau kekuatan persenjataan kita memang sangat sangat mencemaskan. Bukan mencemaskan, tapi sangat mencemaskan," kata Mahfud dalam diskusi bersama Rocky Gerung di RGTV Channel ID, dikutip Kamis (20/10/2022).

Dia bilang, jumlah pesawat tempur di Indonesia saja masih jauh dari yang seharusnya. Menurut perhitungannya dengan Prabowo, kebutuhan investasi pertahanan RI untuk pesawat di Indonesia seharusnya 200 unit. Namun, Indonesia hanya memiliki 17 unit. "Kita baru punya pesawat 17 yang tertentu. 17 ini pun, dua sudah dikanibal," tukasnya.

Mahfud mengungkapkan, kondisi yang sama juga dialami pada senjata tembak dan kapal perang yang ada di Indonesia.

"Kapal perangnya, senjata juga yang jarak tembaknya 200.000 km misalnya atau 200 km kita misalnya punya berapa? Sementara kebutuhan dengan luasan seperti ini kita sudah menghitung semua," bebernya.

Terkait itu, Mahfud mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah mengajukan proposal kepada Presiden Joko Widodo untuk proyeksi kebutuhan senjata di Indonesia. Proposal itu berdasarkan penghitungan ulang yang dilakukan Kemenhan.

"Kemenhan itu sudah mengajukan proposal kepada presiden dan sekarang sedang dihitung ulang agar cermat menghitungnya, sehingga kita nanti akan menyediakan senjata seperti cara orang Jepang menyikapi negara-negara lain," ucapnya.



Namun demikian, Mahfud menyayangkan banyaknya orang yang terlalu optimistis dengan keadaan yang ada saat ini dan menganggap remeh kemungkinan adanya perang.

"Ada juga yang optimis, 'buat apa sih senjata-senjata gitu. Perang kayak gitu nggak akan ada, sekarang itu kan perang IT saja sebenarnya. Proxy yang banyak dikhawatirkan proxy sebenarnya bukan perang seperti itu'," tandasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2723 seconds (0.1#10.140)