Sanksi Terhadap Aluminium Rusia Bisa Berdampak ke Rantai Pasokan Global

Minggu, 23 Oktober 2022 - 06:58 WIB
loading...
A A A
Produsen aluminium asal Amerika Serikat (AS), Alcoa dan banyak di Eropa juga menghadapi biaya operasional yang lebih tinggi, dimana sebagian besar karena lonjakan harga listrik.

"Daya sekitar 30% dari total biaya untuk smelter aluminium sehingga mereka benar-benar terjepit, khususnya di beberapa operasi Eropa," kata Tanners.

Analis CFRA Research, Matthew Miller mengaku juga terkejut dengan kerugian kuartal ketiga Alcoa baru-baru ini, yang dikaitkan perusahaan karena adanya pelemahan harga aluminium dan biaya energi dan bahan baku utama yang lebih tinggi.

Seperti Tanners, dia mengatakan kepada "Street Signs Asia" CNBC bahwa "segalanya bisa menjadi lebih buruk di kuartal empat sebelum menjadi lebih baik."

Timbunan Menumpuk Jadi Pertanda Buruk

Sementara LME tidak mempublikasikan di mana aluminium bersumber saat persediaan naik, kenaikan stok global menjadi pertanda buruk mengingat harga logam dasar telah dilanda kekhawatiran resesi, kata Vivek Dhar, analis pertambangan dan komoditas energi CBA.

Setiap masuknya aluminium Rusia ke gudang LME juga menimbulkan masalah yang lebih kompleks, kata Dhar dalam sebuah catatan.

"Harga LME dapat diperdagangkan dengan harga diskon untuk fundamental jika pertukaran menjadi tempat pembuangan logam Rusia," katanya, menambahkan bahwa Rusia menyumbang sekitar 17% dari produksi aluminium dunia.

"LME sangat menyadari masalahnya," bebernya.

Dan jika AS melanjutkan sanksi terhadap produsen Rusia Rusal, hal itu mungkin memiliki konsekuensi bagi rantai pasokan aluminium global. Hal ini disampaikan oleh Ahli strategi komoditas ekonomi ING, Ewa Manthey dalam sebuah catatannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1724 seconds (0.1#10.140)