RUU EBT Digodok, Pengamat Sebut Energi Nuklir Harus jadi Prioritas
loading...
A
A
A
Oleh karena itu, dia menilai bahwa sudah seharusnya mengubah nuklir menjadi prioritas dalam peralihan energi, bukan sebagai yang terbelakang lagi.
"RUEN harus diubah, yang disusun dan itu saya kira diubah dulu supaya nantinya tidak bertentangan dengan Undang-undang yang lebih tinggi karena RUEN tadi harus menyebutkan bahwa nuklir sebagai energi utama, baru energi angin air dan sebagainya," tandasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito menyebut Indonesia memiliki banyak potensi untuk memanfaatkan EBT.
Potensi itu mulai panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, bionergi, arus laut, hingga nuklir. Menurut dia, potensi-potensi tersebut perlu terus didorong.
"Kita perlu memperhatikan langkah transisi energi baru terbarukan. Termasuk nuklir dengan memperhatikan masalah keamanan pasokan, kemudian melihat akses terhadap kebutuhan-kebutuhan universal dalam harga terjangkau,” kata Mego dalam webinar Kesiapan Energi Terbarukan dan Nuklir dalam Mendukung Pencapaian Net Zero Emission.
Selain itu, dia menuturkan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan energi bersih dan berkelanjutan untuk menjaga lingkungan.
Agar transisi energi itu berhasil, Mego menegaskan perlu ada kolaborasi antara kementerian serta lembaga, pihak swasta, industri, dan kelompok masyarakat. Tak kalah penting adalah kegiatan riset untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan.
“Tidak lupa juga kesiapan kita untuk membahas dan menyiapkan teknologi tenaga nuklir. Itu semua adalah panduan, langkah-langkah yang bisa dimulai dari riset, inovasi, sampai implementasi,” tutup Mego.