Wall Street Dibuka Menguat, Dipicu Kenaikan Indeks Konsumen AS

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 21:35 WIB
loading...
Wall Street Dibuka Menguat, Dipicu Kenaikan Indeks Konsumen AS
Wall Street dibuka menguat pada perdagangan hari ini Jumat (28/10/2022). FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Dua dari tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan hari ini Jumat (28/10/2022). Data ekonomi Amerika Serikat di triwulan ketiga memberi dukungan terhadap pasar saham. Kendati demikian, performa saham-saham teknologi yang suram setelah laporan keuangan keluar memberikan sinyal adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, sekaligus membebani indeks Nasdaq.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Menguat, Imbas PDB AS Rebound 2,6%

Dilansir dari Reuters pada Jumat (28/10/2022), Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 0,47% di 32.183,81, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,19% di 3.814,60, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) koreksi 0,07% di 10.784,87. Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Amazon.com, Apple, dan Intel. Tiga top gainers ditempati oleh DexCom menguat 10,44%, VeriSign naik 6,69%, dan Intel tumbuh 7,96%, sedangkan top losers diduduki oleh DaVita turun 21,16%, Edwards Lifesciences merosot 16,62%, dan Amazon.com tertekan 10,74%.

Setelah laporan keuangan induk Google, Alphabet dan Microsoft yang berkinerja kurang memuaskan, kini pasar tampak mencermati hasil dari Amazon.com hingga Apple, yang baru-baru memperingatkan adanya potensi kontraksi penjualan. Selama beberapa dekade, pendapatan sektor teknologi dipandang dapat mengukur kekuatan perusahaan Amerika dalam menghadapi inflasi yang tinggi. Hasil dan proyeksi mereka baru-baru ini telah menambah kekhawatiran resesi berkat kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.



Data menunjukkan tekanan inflasi masih cukup kuat, bahkan ketika belanja konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September. Sebelumnya, Departemen Perdagangan AS merilis Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang naik 5,1% secara year on year (yoy) pada September. Itu terbentuk berkat lonjakan harga pangan dan energi yang bergejolak. The Fed sendiri diperkirakan akan menaikkan 75 basis poin pada pertemuan pekan depan sebagai jurus mereka untuk menahan amuk kenaikan harga.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2366 seconds (0.1#10.140)