Harga Minyak Melonjak, Saudi Aramco Kantongi Rp660,7 Triliun Hanya dalam 3 Bulan

Rabu, 02 November 2022 - 06:22 WIB
loading...
Harga Minyak Melonjak,...
Perusahaan minyak nasional Arab Saudi membukukan lonjakan laba 39% untuk kuartal III/2022 seiring lonjakan harga minyak dunia. Foto/Dok
A A A
RIYADH - Perusahaan minyak nasional Arab Saudi membukukan lonjakan laba 39% untuk kuartal III/2022 seiring lonjakan harga minyak dunia . Lompatan pendapatan Saudi Aramco , yang secara resmi bernama Saudi Arabian Oil Co. turut membantu kerajaan untuk membayar rencana ambisius transformasi ekonomi dan memperluas pengaruh diplomatiknya.



Aramco mengatakan laba bersihnya mencapai USD42,43 miliar atau Rp660,7 triliun (Kurs Rp15.573 per USD) dalam periode tiga bulan yang berakhir September 2022. Raihan itu naik dari USD30,43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh harga minyak mentah yang lebih tinggi dan volume penjualan.

Namun laba kuartal ketiga masih lebih rendah dari apa yang hasilkan perusahaan minyak pada kuartal sebelumnya, ketika melaporkan laba bersih kuartalan tertinggi sejak mulai memperdagangkan sahamnya di bursa saham Saudi pada 2019.



Diterangkan Aramco, bahwa penurunan laba itu karena harga minyak yang lebih rendah dibandingkan dengan kuartal kedua dan penurunan margin penyulingan serta bahan kimia.

"Sementara itu harga minyak mentah global selama periode ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan. Pandangan jangka panjang kami adalah bahwa permintaan minyak akan terus tumbuh selama sisa dekade ini," kata Kepala Eksekutif Aramco, Amin Nasser.

Saudi Aramco telah menjadi salah satu perusahaan yang paling berharga secara global, dimana secara singkat mengambil posisi teratas pada bulan Mei. Kinerjanya telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Saudi bahkan ketika Amerika Serikat (AS) dan Eropa khawatir soal resesi.

Perang di Ukraina dan lonjakan harga energi yang dihasilkan telah mendorong petrostates yang hanya beberapa tahun yang lalu berjuang dengan pasar minyak yang tertekan dan dunia yang beralih ke bahan bakar lebih bersih.

Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan Arab Saudi bakal menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia tahun ini, tumbuh sebesar 7,6% atau menjadi yang tercepat dalam hampir satu dekade.

Arab Saudi, merupakan pengekspor minyak terbesar di dunia, dimana mereka menggunakan uang itu untuk meningkatkan ekonominya dan memulai proyek pembangunanyang diusulkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang menjalankan urusan sehari-hari kerajaan untuk ayahnya, Raja Salman.

Meskipun kerajaan berusaha untuk melakukan diversifikasi dari minyak dengan menciptakan industri baru seperti pariwisata, pertambangan dan manufaktur mobil, minyak tetap menjadi mesin ekonomi bagi Saudi.

Sementara itu harga minyak telah mendingin sejak mencapai puncaknya di bulan Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina. Minyak mentah Brent, yang menjadi patokan minyak global dihargai rata-rata USD70,86 per barel tahun lalu dan berada di USD41,96 setahun sebelumnya. Tapi terakhir diperdagangkan pada posisi USDD94,09 per barel pada hari Selasa.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)