Cadangan Tembaga dan Nikel RI Salah Satu yang Terbesar di Dunia, Luhut Ungkap Potensinya

Kamis, 10 November 2022 - 18:00 WIB
loading...
Cadangan Tembaga dan Nikel RI Salah Satu yang Terbesar di Dunia, Luhut Ungkap Potensinya
Menko Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Indonesia mempunyai potensi besar untuk urusan mineral. Dimana Indonesia merupakan salah satu dari 7 negara dengan cadangan copper (tembaga) terbesar di dunia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Indonesia mempunyai potensi besar untuk urusan mineral . Dimana Indonesia merupakan salah satu dari 7 negara dengan cadangan copper (tembaga) terbesar di dunia.



Lebih lanjut Luhut memprediksi bahwa pada tahun 2030, harga komoditas tembaga akan melonjak 8 kali lipat dari harga saat ini. Pasalnya tembaga dibutuhkan untuk kebutuhan energi yang bersih.

"Kita itu second largest biggest tin reserves dan juga 7 biggest copper reserve. Ingat copper (tembaga) pada tahun 2030 harganya bisa 8 kali naiknya karena sedang dibutuhkan clean energy," kata Menko Luhut dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11/2022).

Luhut menambahkan, Indonesia juga merupakan negara yang memiliki potensi nikel terbesar di dunia. "Jadi kalo Anda lihat, kita itu the largest nikel world. Jadi kita bisa bermain apa saja," katanya.



Selain nikel dan tembaga, Luhut juga mengungkapkan, Indonesia juga memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) atau renewable energy hingga 437 gigawatt (GW). Oleh sebab itu, dirinya meminta masyarakat Indonesia untuk melihat bahwa negara mempunya potensi yang luar biasa terhadap sumber daya alamnya.

"Saya jelaskan, salah satu negara yang punya renewable energy potensial yang segini besar 437,4 gigawatt itu adalah Indonesia," katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa Indonesia itu negara dengan 17.500 pulau dan masyarakat yang banyak. Sehingga tidak dapat menerapkan satu kebijakan saja.

"Kita suka lupa membuat policy Indonesia is contained. No. Indonesia itu archipelagic country, jadi apa yang terjadi di Jawa, not necessarily happened in Kalimantan. Kenapa? Karena ring of fire, jadi Sumatera, Jawa itu beda, itu geothermal, berbeda, you don't see any geothermal in Kalimantan," katanya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4297 seconds (0.1#10.140)