Konflik China-India Makin Panas, Bagaimana Nasib Indonesia?
loading...
A
A
A
Tahun lalu, perdagangan migas tercatat minus USD90,71 juta dan sektor nonmigas mencatat USD7,58 miliar. Total neraca perdagangan tahun itu mencapai USD7,49 miliar.
Komoditas yang berpengaruh banyak dalam perdagangan tersebut salah satunya crude palm oil (CPO). Pada 2017 lalu, CPO menguasai 32,48 persen dari total ekspor Indonesia ke India. Pada 2018, India merupakan importir CPO terbesar dari Indonesia. Dari total ekspor CPO Indonesia, India menjadi negara tujuan terbesar dengan 61,24 persen atau 4.011.713 ton.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industry (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Sinta Widjaja Kamdani, berpendapat dampak konflik China-India terhadap ekonomi Indonesia tergantung pada empat hal. Pertama, seberapa jauh China dan India mengembargo atau merstriksi kegiatan ekonomi bilateral mereka.
Kedua, seberapa jauh restriksi tersebut efektif menciptakan kekosongan pasar di China maupun di India. “Perlu ditekankan di sini bahwa baik China dan India adalah ekonomi dengan production scale & production base yang jauh lebih besar dari Indonesia sehingga bisa saja mereka self-sufficient dengan hanya meningkatkan investasi domestik terhadap production capacity-nya ketika pasarnya kehilangan produk asal China atau asal India,” ujarnya kepada SINDOnews, Selasa (7/7) kemarin.
Alhasil untuk Indonesia sendiri, seberapa jauh bisa meningkatkan daya saing produk ekspor nasional di pasar China & India di antara para supplier domestik dan internasional lain yang ada di negara tersebut untuk mengisi kekosongan pasokan yang ditinggalkan oleh China maupun India di negara masing-masing.
Dan terakhir, bagaimana kemampuan Indonesia meningkatkan daya saing iklim investasi nasional di antara negara-negara kompetitor di ASEAN untuk menarik investasi asal China, India atau negara lain yang tadinya memiliki production base di China/India untuk berinvestasi di Indonesia.
Komoditas yang berpengaruh banyak dalam perdagangan tersebut salah satunya crude palm oil (CPO). Pada 2017 lalu, CPO menguasai 32,48 persen dari total ekspor Indonesia ke India. Pada 2018, India merupakan importir CPO terbesar dari Indonesia. Dari total ekspor CPO Indonesia, India menjadi negara tujuan terbesar dengan 61,24 persen atau 4.011.713 ton.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industry (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Sinta Widjaja Kamdani, berpendapat dampak konflik China-India terhadap ekonomi Indonesia tergantung pada empat hal. Pertama, seberapa jauh China dan India mengembargo atau merstriksi kegiatan ekonomi bilateral mereka.
Kedua, seberapa jauh restriksi tersebut efektif menciptakan kekosongan pasar di China maupun di India. “Perlu ditekankan di sini bahwa baik China dan India adalah ekonomi dengan production scale & production base yang jauh lebih besar dari Indonesia sehingga bisa saja mereka self-sufficient dengan hanya meningkatkan investasi domestik terhadap production capacity-nya ketika pasarnya kehilangan produk asal China atau asal India,” ujarnya kepada SINDOnews, Selasa (7/7) kemarin.
Alhasil untuk Indonesia sendiri, seberapa jauh bisa meningkatkan daya saing produk ekspor nasional di pasar China & India di antara para supplier domestik dan internasional lain yang ada di negara tersebut untuk mengisi kekosongan pasokan yang ditinggalkan oleh China maupun India di negara masing-masing.
Dan terakhir, bagaimana kemampuan Indonesia meningkatkan daya saing iklim investasi nasional di antara negara-negara kompetitor di ASEAN untuk menarik investasi asal China, India atau negara lain yang tadinya memiliki production base di China/India untuk berinvestasi di Indonesia.
(rza)