Jadi Penyumbang Terbesar Emisi Karbon, Luhut Minta Negara Maju Tak Mendikte Indonesia

Jum'at, 11 November 2022 - 18:57 WIB
loading...
Jadi Penyumbang Terbesar Emisi Karbon, Luhut Minta Negara Maju Tak Mendikte Indonesia
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku geram mendapati fakta tentang perbandingan emisi karbon Indonesia dengan negara maju lainnya.

Pada gelaran G20 di Bali, Luhut juga mendapatkan informasi mengenai besaran karbon beberapa negara maju peserta G20 yang melebihi ambang batas sebesar 4,5 ton per kapita, sedangkan Indonesia hanya menyumbang 2,5 ton per kapita.

Namun, Indonesia malah diminta menurunkan emisi karbon bersama-sama dengan negara maju yang nyatanya lebih banyak menyumbang emisi karbon.

"Bagaimana tidak? 80% emisi karbon dunia pada dasarnya disumbangkan oleh anggota G20, dan Indonesia adalah 2,3 ton per kapita, jauh dari ambang batas," kata Luhut dikutip dari akun Instagramnya, Jumat (11/11/2022).



Bahkan, Luhut mengungkapkan, negara maju seperti Amerika menghasilkan emisi karbon mencapai 14,7 ton per kapita dan itu jauh melebihi ambang batas.

Oleh sebab itu, saat menghadiri acara pembukaan Net Zero Summit and B20 Investment Forum yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Bali pada hari ini, Luhut menyampaikan kepada tamu undangan dan delegasi yang hadir bahwa Indonesia tidak perlu didikte terkait penanganan perubahan iklim. "Saya sampaikan bahwa Indonesia tidak perlu didikte soal climate change," tegasnya.

Luhut mengatakan, dalam menciptakan kebijakan yang adil dan berkelanjutan untuk masa depan anak cucu kita adalah tanggung jawab moral yang harus dipenuhi oleh semuanya, bukan hanya Indonesia.

"Begitu pula sering saya sampaikan kepada para staf di kantor yang sebagian besar masih muda, bahwa kita harus cermat menghitung kebijakan yang akan kita buat," ungkapnya.

"Karena saya tidak ingin generasi mendatang, baik generasi mereka maupun generasi keturunan kita nanti, jadi rusak akibat terdampak kebijakan yang salah," imbuh purnawirawan TNI itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)