Komunike B20 Fokus pada Aksi Konkret Bersama

Selasa, 15 November 2022 - 13:51 WIB
loading...
A A A
(Baca juga:Inilah Perbedaan B20 dan G20 Indonesia)

Presiden Jokowi menambahkan, bagi negara lain dan juga lembaga dunia, Indonesia adalah satu cahaya terang di kegelapan dunia. Untuk itu, Indonesia perlu membuat strategi utama untuk terus mendorong nilai tambah. Pertama hilirisasi, industrialisasi dan membangun nilai tambah untuk negara maupun penciptaan lapangan kerja.

“Ekonomi hijau atau potensi energi baru terbarukan kita sekitar 434.000 MW. Semua potensi alam dari matahari, air, angin itu ada semua. Ini kesempatan bagi investor untuk berinvestasi di sini, karena memang untuk investasi hijau tidak sedikit. Jadi kita ingin bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia,” lanjutnya.

Presiden Jokowi mengatakan di Kalimantan Utara (Kaltara), sudah ada 30.000 hektare (ha) untuk kawasan industri berbasis energi terbarukan berbasis hidropower. Nantinya, investor akan datang untuk membangun produk-produk hijau di Indonesia.

Presiden juga ingin usaha kecil didorong dan dibantu oleh perusahaan besar untuk melakukan digitalisasi. Saat ini sudah ada 19 juta UMKM yang masuk platform digital dan ditargetkan 2024 mencapai 30 juta UMKM.

Komunike Penuntun G20
Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Host of B20 Indonesia mengatakan B20 Indonesia memiliki peran vital untuk mengambil dan momentum di tengah krisis Rusia-Ukraina dan pemulihan ekonomi pascapandemi. Arsjad melihat, sebagai negara yang berada di antara kawasan Utara dan Utara serta satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota tetap G20, Indonesia mampu menjadi penyambung suara ekonomi negara maju dan berkembang di kancah global.

Dalam situasi itu, kata Arsjad, Presidensi B20-G20 Indonesia memiliki peran vital untuk menjadi penengah sekaligus memberikan terobosan untuk pemulihan ekonomi dan meredam panasnya suhu politik dunia. Arsjad melihat, B20 Indonesia ini bisa menimalisir kesenjangan antara negara maju dan berkembang.

(Baca juga:Dialog G20-B20 Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Penguatan UMKM)

“Ini pertama kali Indonesia sebagai negara berkembang menjadi tuan rumah. Untuk itu Indonesia juga mengedepankan agenda-agenda yang berhubungan dengan negara berkembang, karena selama ini lebih banyak di-drive oleh negara maju. Karena itulah, isu UMKM yang di presidensi sebelumnya tidak begitu diperhatikan, sekarang kami kedepankan. Kami ingin mencapai konsesus untuk sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.

Selaras dengan prioritas G20 Indonesia, B20 Indonesia, kata Arsjad, juga merumuskan tiga terobosan yaitu inovasi untuk pertumbuhan pascakrisis yang adil, penyertaan UMKM dan kelompok rentan untuk pembangunan berkelanjutan, dan kolaborasi negara maju dan berkembang untuk pertumbuhan yang tangguh dan berkelanjutan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0937 seconds (0.1#10.140)