Minim Empati dan Netiket Picu Maraknya Pembajakan Karya di Internet

Rabu, 16 November 2022 - 13:33 WIB
loading...
A A A
Alhasil, sikap tersebut justru melahirkan tingkah laku buruk seperti tindakan pembajakan karya, pemboikotan, perundungan atau bullying, serta ujaran kebencian alias hate speech.

"Tidak memplagiat suatu karya, dan tidak memberi komentar negatif namun edukatif adalah wujud dari menghargai karya,” ujar staf Creative Project Dignity Production itu.

Dia pun menekankan pentingnya menghargai dan mengapresiasi karya orang lain di dunia maya. “Belajarlah mengapresiasi karya, apabila tidak tertarik atau kurang cocok, kritik yang sopan, tidak perlu sampai menghina atau diam akan lebih baik," saran dia.

Dosen pada Prodi Ilmu Komunikasi dan Wakil Dekan Biduk FISIP Untad Palu Ilyas Lampe menambahkan, persoalan lain yang kerap muncul di internet yaitu pencurian dan penyalahgunaan informasi pribadi.

Sehingga, warganet mesti berhati-hati dalam mengelola jejak digital misalnya dengan tidak mengunggah data pribadi di beranda media sosial.

Selain itu, keamanan kata sandi pada akun media sosial juga perlu diperketat untuk mencegah masuknya peretas yang tidak bertanggung jawab. Upaya seperti menggunakan kata sandi yang sulit dan terdiri dari kombinasi angka, symbol, serta huruf kapital dan kecil.

Lebih lanjut, Pengurus Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) itu juga memberikan tips menghapus rekam jejak digital.

“Misalnya dengan menghapus semua data yang terekam negatif, memeriksa kembali aplikasi yang gunakan, memikirkan ulang untuk setiap postingan (unggahan) yang akan disebarkan, serta mampu memilah dan memilih teman yang dikenal di media sosial," bebernya.



Sementara itu, Relawan TIK Sulawesi Barat Ayu Nurfika T menyampaikan, perkembangan teknologi internet dan medsos menghadirkan sejumlah tantangan pada sisi kebudayaan bangsa Indonesia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4191 seconds (0.1#10.140)