Orasi Ilmiah di STIE IBS, Wamenparekraf Angela Beberkan Prospek Ekonomi Digital RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo hari ini menyampaikan orasi ilmiah di hadapan wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Banking School (IBS). Angela menyampaikan, sejak pandemi Covid-19 melanda, ekonomi digital Indonesia meningkat dengan pesat.
"Tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 semester pertama, ada 21 juta konsumen digital baru dengan peningkatan pengguna internet mencapai 76,8% dari total populasi di mana rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan internet hampir 9 jam per harinya," kata Angela, Sabtu (19/11/2022).
Dia melanjutkan, data Bank Indonesia (BI) juga mencatat transaksi melalui SMS, ponsel dan internet banking pada tahun 2021 meningkat senilai Rp39,87 triliun dibandingkan pada tahun 2020. Selain itu, volume transaksi digital perbankan pada tahun 2021 juga meningkat di atas 56% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun 2021 menjadi USD146 miliar pada tahun 2025 dan diprediksi mencapai USD330 miliar pada tahun 2030," papar alumnus Universitas Teknologi Sydney.
Angela yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif itu menuturkan, presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pada KTT G20 bahwa ekonomi digital adalah kunci masa depan perekonomian dunia dan menjadi pilar ketahanan di masa pandemi dengan kontribusi 15,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) global. Selain itu, membuka peluang bagi masyarakat kecil agar bisa menjadi bagian dari rantai pasok global.
"Oleh karena itu, sebagai lulusan dari STIE Indonesia Banking School, kalian adalah ujung tombak bagi pemerataan ekonomi Indonesia ke depan melalui inklusi keuangan, inovasi dan tata kelola keuangan digital dan fintech yang baik dan berkelanjutan," tandas Wamen berusia 35 tahun itu.
Lebih lanjut Angela menambahkan, dengan akses keuangan yang merata, menurunnya biaya transaksi dan kemudahan transaksi, semakin besar peluang usaha akan berkembang. Dengan begitu, akan banyak lapangan pekerjaan yang tercipta.
"Peluang digitalisasi di sektor keuangan juga sudah terlihat, dengan 5 dari 9 unicorn di Indonesia bergerak di bidang keuangan,” ungkapnya.
Angela juga menyebut prospek digitalisasi di sektor logistik, e-commerce, pariwisata dan juga kuliner. “Kita juga melihat berbagai startup yang meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan akses kepada kesehatan dan pendidikan yang lebih mudah dan lebih terjangkau," pungkas wanita kelahiran Ottawa, Kanada.
"Tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 semester pertama, ada 21 juta konsumen digital baru dengan peningkatan pengguna internet mencapai 76,8% dari total populasi di mana rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan internet hampir 9 jam per harinya," kata Angela, Sabtu (19/11/2022).
Dia melanjutkan, data Bank Indonesia (BI) juga mencatat transaksi melalui SMS, ponsel dan internet banking pada tahun 2021 meningkat senilai Rp39,87 triliun dibandingkan pada tahun 2020. Selain itu, volume transaksi digital perbankan pada tahun 2021 juga meningkat di atas 56% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun 2021 menjadi USD146 miliar pada tahun 2025 dan diprediksi mencapai USD330 miliar pada tahun 2030," papar alumnus Universitas Teknologi Sydney.
Angela yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif itu menuturkan, presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pada KTT G20 bahwa ekonomi digital adalah kunci masa depan perekonomian dunia dan menjadi pilar ketahanan di masa pandemi dengan kontribusi 15,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) global. Selain itu, membuka peluang bagi masyarakat kecil agar bisa menjadi bagian dari rantai pasok global.
"Oleh karena itu, sebagai lulusan dari STIE Indonesia Banking School, kalian adalah ujung tombak bagi pemerataan ekonomi Indonesia ke depan melalui inklusi keuangan, inovasi dan tata kelola keuangan digital dan fintech yang baik dan berkelanjutan," tandas Wamen berusia 35 tahun itu.
Lebih lanjut Angela menambahkan, dengan akses keuangan yang merata, menurunnya biaya transaksi dan kemudahan transaksi, semakin besar peluang usaha akan berkembang. Dengan begitu, akan banyak lapangan pekerjaan yang tercipta.
"Peluang digitalisasi di sektor keuangan juga sudah terlihat, dengan 5 dari 9 unicorn di Indonesia bergerak di bidang keuangan,” ungkapnya.
Angela juga menyebut prospek digitalisasi di sektor logistik, e-commerce, pariwisata dan juga kuliner. “Kita juga melihat berbagai startup yang meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan akses kepada kesehatan dan pendidikan yang lebih mudah dan lebih terjangkau," pungkas wanita kelahiran Ottawa, Kanada.
(ind)