SCC dan Pusat Bisnis UIN SGD Bandung Teken Kerja Sama Bangun Aparkost
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pusat Bisnis UIN SGD ( Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati) Bandung dan SCC Investment Corporation meneken penandatanganan Kerjasama (PKS) untuk merealisasikan Aparkost UIN Islamic Village . Kesepakatan ini hasil dari penjajakan yang dimulai pada tahun 2020 melalui berbagai pertemuan.
“Mahasiswa UIN SGD membutuhkan sarana di luar Kampus yang bisa menanamkan 3 nilai utama almamater yaitu akhlakul karimah, islam yang wasathiyah dan berwawasan kebangsaan. UIN SGD dan SCC syukurnya memiliki kesamaan nilai dan visi untuk kemudian berkolaborasi menanamkan ketiga hal tersebut ke maba yang nantinya akan tinggal di proyek ini,” ujar Kepala Pusat BIsnis UIN SGD Bandung, Aam Abdillah.
Selain berlatar belakang kesamaan, Pusat Bisnis UIN SGD Bandung sesungguhnya ingin menampilkan sesuatu melalui kolaborasi bersama SCC. Setelah terjadinya PKS tersebut, selanjutnya disusun program yang merupakan penyatuan dari dua pemikiran.
"Semua harus satu misi satu cara, metode dan satu olahan. Ketika semuanya menjadi satu tentunya akan memudahkan proses selanjutnya kearah realisasi Aparkost UIN Islamic Village (AIV),” kata Aam di Bandung.
Pangsa pasar yang tersedia sangat luas, dimana mahasiswa baru (Maba) tercatat ada tujuh ribuan dengan total keseluruhan tiga puluh empat ribu mahasiswa aktif. Maka tak heran bila ini disebut mutiara terpendam yang sangat potensial.
“Kita optimis dengan pangsa pasar terbuka melalui jumlah mahasiswa baru yang mencapai tujuh ribuan setiap tahun memerlukan pengembangan dan pengelolaan untuk bisa diserap potensinya. Berdasarkan hal tersebut itu maka kami serta pihak UIN optimis dan dalam PKS ini berkomitmen mendorong 90% tingkat okupansi dari Maba saja," ucap CEO SCC Investment Corporation, Andi Taufik Yusuf.
Pembicaraan awal direncanakan 900 sampai 1.500 unit kamar jika dijumlahkan ke tower mencapai tiga sampai lima tower.
Kerjasama dengan UIN SGD Bandung diharapkan bisa menjadi pintu ke UIN lainnya yang ada diseluruh Indonesia.
“Kami melihat ide dari generasi muda ini sangat-sangat baik,” kata Project Executive AIV, Ima Syahata.
Ima ingin dengan adanya penandatanganan kerjasama ini bisa mengangkat nama UIN SGD Bandung dalam hal peran serta dalam memperhatikan kebutuhan hunian mahasiswa yang lebih layak dan menjadi satu bagian civitas kampus.
Pembangunan tahap awal direncanakan sekitar 3 tower dengan 900 kamar yang bisa menampung 15% mahasiswa baru yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas pertokoan, sarana olah raga dan rekreasi yang dapat dipakai praktek mahasiswa.
Aparkost Islamic Village (AIV) diharapkan menjadi sentra bisnis yang bisa menjadi rumah lengkap yang bisa menyediakan kebutuhan dari UIN untuk UIN.
“Kepekaan juga jadi prioritas yang perlu diperhatikan dalam hal ini, seperti membangun tanpa menutup rumah kos dari masyarakat yang sudah ada di sekitar. Di awal penyerapan tentunya tidak sampai sepuluh persen dari total keseluruhan," ungkapnya.
"Pasar yang diutamakan terlebih dahulu diserap dari keluarga besar UIN SGD Bandung dan Kemenag sebelum dilepas ke pasar umum dan diharapkan Aparkost AIV menjadi ikon sebagai salah satu Universitas Islam yang berkemajuan dan lebih pada mengimplementasikan ekonomi kerakyatan," kata Ima.
“Mahasiswa UIN SGD membutuhkan sarana di luar Kampus yang bisa menanamkan 3 nilai utama almamater yaitu akhlakul karimah, islam yang wasathiyah dan berwawasan kebangsaan. UIN SGD dan SCC syukurnya memiliki kesamaan nilai dan visi untuk kemudian berkolaborasi menanamkan ketiga hal tersebut ke maba yang nantinya akan tinggal di proyek ini,” ujar Kepala Pusat BIsnis UIN SGD Bandung, Aam Abdillah.
Selain berlatar belakang kesamaan, Pusat Bisnis UIN SGD Bandung sesungguhnya ingin menampilkan sesuatu melalui kolaborasi bersama SCC. Setelah terjadinya PKS tersebut, selanjutnya disusun program yang merupakan penyatuan dari dua pemikiran.
"Semua harus satu misi satu cara, metode dan satu olahan. Ketika semuanya menjadi satu tentunya akan memudahkan proses selanjutnya kearah realisasi Aparkost UIN Islamic Village (AIV),” kata Aam di Bandung.
Pangsa pasar yang tersedia sangat luas, dimana mahasiswa baru (Maba) tercatat ada tujuh ribuan dengan total keseluruhan tiga puluh empat ribu mahasiswa aktif. Maka tak heran bila ini disebut mutiara terpendam yang sangat potensial.
“Kita optimis dengan pangsa pasar terbuka melalui jumlah mahasiswa baru yang mencapai tujuh ribuan setiap tahun memerlukan pengembangan dan pengelolaan untuk bisa diserap potensinya. Berdasarkan hal tersebut itu maka kami serta pihak UIN optimis dan dalam PKS ini berkomitmen mendorong 90% tingkat okupansi dari Maba saja," ucap CEO SCC Investment Corporation, Andi Taufik Yusuf.
Pembicaraan awal direncanakan 900 sampai 1.500 unit kamar jika dijumlahkan ke tower mencapai tiga sampai lima tower.
Kerjasama dengan UIN SGD Bandung diharapkan bisa menjadi pintu ke UIN lainnya yang ada diseluruh Indonesia.
“Kami melihat ide dari generasi muda ini sangat-sangat baik,” kata Project Executive AIV, Ima Syahata.
Ima ingin dengan adanya penandatanganan kerjasama ini bisa mengangkat nama UIN SGD Bandung dalam hal peran serta dalam memperhatikan kebutuhan hunian mahasiswa yang lebih layak dan menjadi satu bagian civitas kampus.
Pembangunan tahap awal direncanakan sekitar 3 tower dengan 900 kamar yang bisa menampung 15% mahasiswa baru yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas pertokoan, sarana olah raga dan rekreasi yang dapat dipakai praktek mahasiswa.
Aparkost Islamic Village (AIV) diharapkan menjadi sentra bisnis yang bisa menjadi rumah lengkap yang bisa menyediakan kebutuhan dari UIN untuk UIN.
“Kepekaan juga jadi prioritas yang perlu diperhatikan dalam hal ini, seperti membangun tanpa menutup rumah kos dari masyarakat yang sudah ada di sekitar. Di awal penyerapan tentunya tidak sampai sepuluh persen dari total keseluruhan," ungkapnya.
"Pasar yang diutamakan terlebih dahulu diserap dari keluarga besar UIN SGD Bandung dan Kemenag sebelum dilepas ke pasar umum dan diharapkan Aparkost AIV menjadi ikon sebagai salah satu Universitas Islam yang berkemajuan dan lebih pada mengimplementasikan ekonomi kerakyatan," kata Ima.
(akr)