Kemnaker Ajak Swiss Perbaiki Kebijakan Ketenagakerjaan di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melakukan kerja sama dengan Swiss memperbaiki kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia. Kedua negara akan menyusun peta jalan (roadmap) dalam bentuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang didominasi talenta-talenta muda serta tukar menukar informasi yang terkait kebijakan ketenagakerjaan.
"Kita harus mencari terobosan untuk memperbaiki kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (26/11/2022).
Penandatanganan kerja sama dilakukan bersama Direktur Bidang Ketenagakerjaan dan Ekonomi Kementerian Sekretariat Swiss, Boris ZĂĽrche. Anwar mengatakan kerja sama ini dapat dibangun dalam waktu dekat, seperti meningkatkan digitalisasi sistem pasar tenaga kerja serta pengakuan atas keterampilan dan perluasan kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk bersaing di pasar kerja eropa.
Selain itu, Anwar juga mengakui pentingnya kesepakatan Pertukaran Profesional Muda di bawah kerangka Indonesia-European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). "Saya mendorong agar kesepakatan tersebut dapat diimplementasikan dengan nyata, didukung oleh pelaku usaha dan pemangku kepentingan dari kedua negara," ujarnya.
Melalui kerja sama tersebut, lahirlah peta jalan untuk merencanakan kegiatan yang koheren dan efektif yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak dan berkontribusi pada masa depan dalam semangat persahabatan. Peta jalan ini dapat berfungsi sebagai dasar untuk diskusi tentang topik seputar dialog sosial, produktivitas dan pekerjaan yang layak serta kerja sama pembangunan ekonomi.
"Kita harus mencari terobosan untuk memperbaiki kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (26/11/2022).
Penandatanganan kerja sama dilakukan bersama Direktur Bidang Ketenagakerjaan dan Ekonomi Kementerian Sekretariat Swiss, Boris ZĂĽrche. Anwar mengatakan kerja sama ini dapat dibangun dalam waktu dekat, seperti meningkatkan digitalisasi sistem pasar tenaga kerja serta pengakuan atas keterampilan dan perluasan kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk bersaing di pasar kerja eropa.
Selain itu, Anwar juga mengakui pentingnya kesepakatan Pertukaran Profesional Muda di bawah kerangka Indonesia-European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). "Saya mendorong agar kesepakatan tersebut dapat diimplementasikan dengan nyata, didukung oleh pelaku usaha dan pemangku kepentingan dari kedua negara," ujarnya.
Melalui kerja sama tersebut, lahirlah peta jalan untuk merencanakan kegiatan yang koheren dan efektif yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak dan berkontribusi pada masa depan dalam semangat persahabatan. Peta jalan ini dapat berfungsi sebagai dasar untuk diskusi tentang topik seputar dialog sosial, produktivitas dan pekerjaan yang layak serta kerja sama pembangunan ekonomi.
(nng)