IMF Beri Peringatan, Perlambatan Ekonomi China Bisa Membahayakan Asia

Sabtu, 03 Desember 2022 - 08:00 WIB
loading...
IMF Beri Peringatan,...
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva saat memberikan sambutan pada konferensi pers Pertemuan Musim Gugur Tahunan IMF dan Bank Dunia 2019 di Washington, DC. FOTO/Reuters/Mike Theiler
A A A
SINGAPURA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut inflasi dan perlambatan ekonomi China bisa berisiko terhadap prospek ekonomi Asia. IMF mendesak agar para pembuat kebijakan mengevaluasi kembali strategi untuk mengantisipasi guncangan global tahun depan.

Menurut dia ekonomi Asia yang terdiri dari negara-negara ASEAN membebrikan titik terang terhadap ekonomi global karena diproyeksikan tumbuh 5% tahun ini meskipun diramal akan turun tips tahun depan. Namun, proyeksi tersebut bisa berubah dipengaruhi beragam risiko yang muncul seperti perang Rusia Ukraina, perlambatan ekonomi China dan pengetatan keuangan global.

"Tantangan global lain yang mendesak adalah inflasi. Diperkirakan rata-rata hanya 4% di Asia tahun ini. Tapi tekanan inflasi di kawasan meningkat," kata Georgieva dilansir dari Reuters dalam forum ASEAN+3 yang diadakan di Singapura, Jumat (2/12/2022).

Lihat Foto: Presiden China Xi Jinping Diprediksi Diberi Masa Jabatan Ketiga

Pengetatan aktivitas di China telah membebani pertumbuhan global yang sudah melambat. Hal itu mengganggu aktivitas ekonomi domestik dan rantai pasok global.

Georgiva mengungkapkan dampak dari perlambatan ekonomi China sangat menyakitkan Asia, di mana aktivitas pabrik merosot di seluruh wilayah tersebut pada bulan November. Sejumlah negara berkembang terpaksa harus menaikkan suku bunga untuk memerangi arus keluar modal yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dengan mengorbankan ekonomi mereka yang rapuh.



Pada forum yang sama, Presiden Bank Pembangunan Asia Masatsugu Asakawa turut mendesak para pembuat kebijakan Asia untuk mewaspadai tanda-tanda arus keluar modal yang tiba-tiba didorong oleh kenaikan suku bunga AS yang stabil.

"Kami sudah melihat risiko pengetatan agresif kebijakan moneter AS untuk melawan inflasi, yang dapat memicu pembalikan aliran modal secara tiba-tiba atau depresiasi mata uang yang tajam," kata Asakawa dalam pesan video yang disiarkan di forum ASEAN+3.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2147 seconds (0.1#10.140)