Tak Terusik Ramalan Krisis Ekonomi, Didukung BNI Pengembang Properti Lanjutkan Ekspansi

Selasa, 06 Desember 2022 - 17:07 WIB
loading...
Tak Terusik Ramalan Krisis Ekonomi, Didukung BNI Pengembang Properti Lanjutkan Ekspansi
Kolaborasi BNI dengan MIP tak hanya sebatas memasilitasi KPR kepada konsumen tapi membangun ekosistem perbankan di kawasan La Palma Grande. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Meningkatnya risiko krisis global seperti yang diramalkan sejumlah lembaga keuangan internasional membuat pemerintah dan dunia usaha di Indonesia turut waspada.

Pandemi yang belum usai serta ancaman krisis pangan dan ketidakpastian global yang dipicu kondisi geopolitik (perang) membuat lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi ekonomi dari 3,6% mejadi 3,2% untuk tahun 2022. IMF meramal pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia masih berlanjut pada tahun mendatang.

Belum lagi risiko kenaikan inflasi global yang diproyeksikan IMF sebesar 6,6% di negara-negara maju dan 9,5% di negara-negara berkembang.

Kenaikan inflasi yang sangat tinggi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat (AS) memacu otoritas seperti bank sentral melakukan pengetatan kebijakan moneter dan likuiditas. Imbasnya adalah capital outflow dan volatilitas di sektor keuangan.

“Inilah yang harus kita terus kelola di dalam negeri. Kami bersama Pak Gubernur Bank Indonesia di dalam terus meramu kebijakan fiskal dan moneter secara fleksibel namun juga pada saat yang sama efektif dan kredibel. Karena ini adalah suatu persoalan yang kombinasi dari baik kebijakan fiskal maupun moneter bekerja sama dengan kebijakan struktural,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat di rentang 4,5% - 5,3% dan akan terus meningkat menjadi 4,7% - 5,5% pada tahun 2024.

Pertumbuhan ini antara lain disokong konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor meski pertumbuhan eskpor melambat.

Menkeu juga menyebut perekonomian nasional Indonesia saat ini masih di dalam tren pemulihan positif yang tumbuh cukup kuat, yaitu tumbuh di atas 5% selama lima kuartal beruntun.

Tren ini juga dikonfirmasi oleh berbagai indikator perekonomian seperti tingkat inflasi, neraca perdagangan, hingga indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur.

Sementara itu, Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2015 bukan hanya memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat yang belum memiliki hunian tapi juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Oleh karena itu, meskipun menghadapi tantangan resesi global, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait seperti perbankan tetap menaruh perhatian besar pada penyediaan rumah untuk masyarakat.

“Fondasi ekonomi kita kuat, pertumbuhan ekonomi tetap positif. BNI tetap memfasilitasi pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR),” ungkap Pemimpin Pemasaran Bisnis BNI KC Fatmawati Oktorisman saat acara akad massal BNI Griya di La Palma Grade, dikutip Selasa (6/12/2022).



Oktorisman menekankan pentingnya sinergi yang baik antar seluruh stakeholder, baik perbankan, pemerintah pusat, daerah, dan pengembang, dalam mendorong ketersediaan rumah yang layak dan mencukupi.

“Kami selalu mendukung pengembang, terutama pengembangan yang memiliki Perjanjian Kerjasama sebagai highly selected developer,” ucapnya.

Salah satu pengembang yang memiliki Perjanjian Kerjasama sebagai highly selected devoloper adalah Mitragama Inti Perkasa (MIP).

Pasalnya, pengembang tersebut dinilai punya komitmen dan perencanaan pembangunan yang matang dalam mengembangkan kawasan La Palma Grande di Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Oktorisman, kolaborasi BNI dengan MIP tak hanya sebatas memasilitasi KPR kepada konsumen tapi BNI akan membangun ekosistem perbankan di kawasan La Palma Grande. Ekosistem ini diharapkan akan menguntungkan semua pihak, mulai dari penghuni, pelaku bisnis, UMKM, dan pengembang.

BNI dan MIP telah sekian kali melaksanakan akad kredit bersama KPR BNI untuk pembiayaan konsumen secara komersil yang diikuti ratusan perserta akad.

“BNI memberlakukan proses kredit dengan Instant Approval untuk developer MIP sehingga proses menjadi lebih cepat. Bukan lagi dalam hitungan hari, tapi dalam hitungan jam konsumen sudah mendapat persetujuan kredit dari BNI,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Proyek Mitragama Inti Perkasa Santoso Angwar menambahkan, dengan dukungan perbankan, progres pembangunan la Palma Grande berjalan sesuai rencana.

“Meski kadang cuaca ekstrem selama musim hujan ini kurang mendukung, tapi bukan menjadi hambatan kami untuk melaksanakan pembangunan di Cayman Cluster Blok G,” tandasnya.



Dia menjelaskan, pada pembangunan tahap pertama MIP telah menunjuk PT Cipta Casa Ardana Wanasena. Santoso menyebut jumlah unit juga bertambah dari target awal 182 unit yang akan dikerjakan menjadi lebih dari 200 unit.

Dia pun berharap pembangunan akan selesai tahun depan agar unit bisa diserahterimakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. “Kami berharap tahun depan sudah bisa serah terima dengan konsumen,” tutup dia.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1921 seconds (0.1#10.140)