Bos Louis Vuitton Paling Kaya Sedunia Berharta Rp2.916 Triliun, Kalahkan Elon Musk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bos Tesla Elon Musk tak lagi menjadi orang terkaya di dunia versi Forbes. Awal pekan ini dia harus merelakan status terkaya sejagad disandang Bernard Arnault, konglomerat pemilik Louis Vuitton.
Hal ini terjadi menyusul anjloknya saham Tesla hingga 6,3% pada penutupan perdagangan bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street, Senin (12/12). Imbasnya, kekayaan Musk terpangkas sekira USD7,4 miliar atau setara Rp116 triliun dalam sehari.
Dengan begitu, menurut hitungan Forbes, kekayaan bos baru Twitter itu pun susut menjadi USD181,3 miliar atau sekira Rp2.839 triliun, lebih rendah USD4,9 miliar dari Bernard Arnault yang berharta USD186,2 miliar atau setara Rp2.916 triliun.
“(Tesla) memangkas harga di China, sehingga itu tidak membantu saham,” ujar Kepala Strategi Pasar Miller Tabak Matt Maley, dikutip dari Forbes, Selasa (13/12/2022).
Dia menambahkan, faktor lain yang juga memicu penurunan harga saham adalah artikel negatif di kolom Heard on the Street di WSJ.
Meski begitu, Maley melihat masalah terbesar yang memicu merosotnya saham Tesla adalah karena banyaknya investor yang kehilangan kepercayaan pada Tesla.
Hal tersebut lantaran belakangan ini Musk lebih banyak memokuskan perhatiannya pada Twitter yang diakuisisi olehnya pada Oktober silam.
"Pada saat-saat penting bagi Tesla, Musk memokuskan seluruh energinya di Twitter, yang tidak terlihat bagus dan bergantung pada Tesla," tukas analis Wedbush Dan Ives. "Tweet oleh Musk menciptakan lebih banyak kebisingan, yang menciptakan hal negatif untuk Twitter maupun Tesla," tambahnya.
Hal ini terjadi menyusul anjloknya saham Tesla hingga 6,3% pada penutupan perdagangan bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street, Senin (12/12). Imbasnya, kekayaan Musk terpangkas sekira USD7,4 miliar atau setara Rp116 triliun dalam sehari.
Dengan begitu, menurut hitungan Forbes, kekayaan bos baru Twitter itu pun susut menjadi USD181,3 miliar atau sekira Rp2.839 triliun, lebih rendah USD4,9 miliar dari Bernard Arnault yang berharta USD186,2 miliar atau setara Rp2.916 triliun.
“(Tesla) memangkas harga di China, sehingga itu tidak membantu saham,” ujar Kepala Strategi Pasar Miller Tabak Matt Maley, dikutip dari Forbes, Selasa (13/12/2022).
Dia menambahkan, faktor lain yang juga memicu penurunan harga saham adalah artikel negatif di kolom Heard on the Street di WSJ.
Meski begitu, Maley melihat masalah terbesar yang memicu merosotnya saham Tesla adalah karena banyaknya investor yang kehilangan kepercayaan pada Tesla.
Hal tersebut lantaran belakangan ini Musk lebih banyak memokuskan perhatiannya pada Twitter yang diakuisisi olehnya pada Oktober silam.
"Pada saat-saat penting bagi Tesla, Musk memokuskan seluruh energinya di Twitter, yang tidak terlihat bagus dan bergantung pada Tesla," tukas analis Wedbush Dan Ives. "Tweet oleh Musk menciptakan lebih banyak kebisingan, yang menciptakan hal negatif untuk Twitter maupun Tesla," tambahnya.