Hilirisasi Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh ke Level Tertinggi

Jum'at, 23 Desember 2022 - 18:20 WIB
loading...
Hilirisasi Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh ke Level Tertinggi
Tatalogam Group sudah rutin mengekspor produk baja lapis aluminium seng dengan merk dagang Nexalume ke 15 negara. Foto/Dok
A A A
BEKASI - Kementerian Perindustrian ( Kemenperin ) mencatat, sektor industri logam tumbuh sebesar 20,6% pada kuartal III-2022. Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Taufiek Bawazier mengungkapkan, raihan tersebut adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Dan salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja .

“Kuartal 3 industri logam tumbuh 20,2 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini. Hal ini dapat tercapai berkat Tatalogam Lestari sebagai bagian dari industri baja ringan yang sudah mulai menjalankan program hilirisasi,” terang Taufiek dalam sambutannya di acara Pelepasan Ekspor Perdana End Produk untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu (21/12/2022).



Taufiek menambahkan, pemerintah selama ini terus mendorong program hilirisasi industri. Untuk itu ia mengapresiasi keberhasilan PT Tatalogam Lestari yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri.

Hilirisasi Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh ke Level Tertinggi


Keterlibatan Industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting.

“Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end produk) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kita juga menerapkan supplay - demand antara hulu, tengah dan hilir," terang Taufiek.

"Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user. Dan dari situ kita dukung untuk menerapkan SNI Baja profil baja ringan. Karena disitu bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” sambungnya.



Ia melanjutkan, dukungan lain yang diterapkan pemerintah adalah dengan instrumen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Jadi jika TKDN sudah 40% produk tersebut punya hak untuk masuk kedalam goverment expenditure untuk pembangunan di pemerintah Pusat, Daerah, Maupun BUMN.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.2958 seconds (0.1#10.140)