Pakai Data Satelit, Produksi Beras Diyakini Surplus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Husnain mengatakan, pada tahun ini produksi beras di Indonesia masih surplus. Catatan itu diperkuat melalui data yang dipaparkan Kementerian Pertanian ( Kementan ) lewat citra satelit untuk memonitor lahan pertanian.
Husnain menjelaskan, dari data yang dihimpun menggunakan citra satelit ini bisa didapatkan informasi mulai dari luas lahan, luas panen, dan produksi padi. Data tersebut dipantau secara periodik.
"Satelit yang kita gunakan sebagai dasar informasi, resolusi temporalnya 10-15 harian. Jadi kita melakukan update setiap 15 hari, jadi ini sudah real-time," kata Husnain dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/12/2022).
Merujuk citra satelit tersebut, maka didapatkan data yang menunjukkan bahwa produksi beras di Indonesia sepanjang tahun 2022 masih surplus. Total produksi padi pada tahun 2022 sebanyak 67,3 juta ton.
"Berdasarkan citra satelit, kita mendapatkan data luas panen itu mencapai 11,7 juta hektare, sehingga dengan luasan spasial yang kita punya, produksi padi yang kita prediksi itu mencapai 67,3 juta ton, dan estimasi produksi beras 38,8 juta ton," sambung Husnain.
Sehingga menurutnya estimasi produksi beras yang menggunakan citra satelit ini angkanya lebih tinggi daripada yang diprediksikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Data ini juga menjustifikasi bahwa produksi beras kita itu surplus," lanjutnya.
Lebih lanjut Husnain menambahkan data surplus beras melalui citra satelit tersebut memperkuat data yang dikeluarkan oleh BPS yang menyebutkan surplus beras tahun 2022 tembus 1,7-1,8 juta ton.
Sementara produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 32,07 juta ton, mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29% dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.
"Tidak ada kekhwatiran (beras kurang), dengan citra satelit justru kita mendapatkan angka yang lebih," pungkasnya.
Baca Juga
Husnain menjelaskan, dari data yang dihimpun menggunakan citra satelit ini bisa didapatkan informasi mulai dari luas lahan, luas panen, dan produksi padi. Data tersebut dipantau secara periodik.
"Satelit yang kita gunakan sebagai dasar informasi, resolusi temporalnya 10-15 harian. Jadi kita melakukan update setiap 15 hari, jadi ini sudah real-time," kata Husnain dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/12/2022).
Merujuk citra satelit tersebut, maka didapatkan data yang menunjukkan bahwa produksi beras di Indonesia sepanjang tahun 2022 masih surplus. Total produksi padi pada tahun 2022 sebanyak 67,3 juta ton.
"Berdasarkan citra satelit, kita mendapatkan data luas panen itu mencapai 11,7 juta hektare, sehingga dengan luasan spasial yang kita punya, produksi padi yang kita prediksi itu mencapai 67,3 juta ton, dan estimasi produksi beras 38,8 juta ton," sambung Husnain.
Sehingga menurutnya estimasi produksi beras yang menggunakan citra satelit ini angkanya lebih tinggi daripada yang diprediksikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Data ini juga menjustifikasi bahwa produksi beras kita itu surplus," lanjutnya.
Lebih lanjut Husnain menambahkan data surplus beras melalui citra satelit tersebut memperkuat data yang dikeluarkan oleh BPS yang menyebutkan surplus beras tahun 2022 tembus 1,7-1,8 juta ton.
Sementara produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 32,07 juta ton, mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29% dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.
"Tidak ada kekhwatiran (beras kurang), dengan citra satelit justru kita mendapatkan angka yang lebih," pungkasnya.
(uka)