Duta Petani Milenial, Shofyan Adi Cahyono Siap Jadi Mitra Kementan
loading...
A
A
A
BOGOR - Duta Petani Milenial, CEO Sayur Organik Merbabu (SOM) sekaligus Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda Shofyan Adi Cahyono diundang untuk menghadiri Rapat Koordinasi bersama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. Undangan ini sebagai tindak lanjut kunjungan Mentan ke SOM di Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6).
Dikutip dari laman Instagram Sayur Organik Merbabu, Shofyan menuliskan rasa syukur nya telah di undang Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk bertatap muka untuk membahas seputar petani muda dan pertanian organik. “Mohon doa dan dukungannya dulur-dulurku #sobatsom semua semoga bisa mewakili teman-teman petani khususnya #PetaniMilenial,” tulisnya.
(Baca Juga: Petani Milenial Bangga Kembangkan Sayuran Organik)
Saat dikonfirmasi, Ia membenarkan bahwa dirinya diundang untuk duduk bersama Mentan, dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan di Kantor Pusat Kementan Pasar Minggu Jakarta Selatan selama dua hari berturut-turut pada 29 hingga 30 Juni 2020. “Saya diundang untuk hadir dalam rapat koordinasi dengan menteri pertanian membahas pertanian Indonesia dan petani muda," ujar Shofyan.
Duduk bersama dengan orang nomor satu di kementerian yang mengurusi pangan 267 juta rakyat Indonesia, ia mengaku bangga diajak urun rembuk tentang pertanian Indonesia dan siap menjadi mitra Kementan. "Kami siap membantu menjadi mitra kementerian untuk mengembangakn pertanian khususnya pertanian organik dan mengajak anak muda untuk terjun dan bangga menjadi petani," ungkapnya.
Untuk mengajak generasi milenial terjun ke pertanian, Ia akan tetap fokus di pertanian organik dengan mengembangkan bisnis, menjalin relasi, kemitraan serta membuat konten-konten seputar pertanian organik supaya pertanian organik dapat lebih dikenal masyarakat dan bisa menggerakan anak-anak muda untuk menjadi petani.
(Baca Juga: Penyebab Ekspor Hortikultura Rendah)
Dalam kunjungan Mentan di lokasi usaha nya, terungkap di masa pandemi hingga new normal, permintaan sayur organik naik pesat. Tren konsumen masa kini sudah beralih dari produk segar ke produk pangan organik yang aman sehingga pemasaran terus meningkat dan dominan dilakukan secara online.
"Intinya sektor pertanian terutama makanan sehat yaitu sayuran organik justru bisa survive dan bahkan meningkat disaat sektor lain mengalami penurunan akibat pandemi," terangnya.
Apalagi sayuran organik yang dihasilkannya sudah mengantongi legalitas berupa sertifikat organik Indonesia dari INOFICE. Kata Shofyan permintaan tidak hanya dari Jawa Tengah, tapi juga dari Sumatera. Jika biasanya perbulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualannya meningkat hingga 300 persen menjadi 14 sampai 15 ton sayur per bulan.
“Budidaya sayuran organik kami sudah mendapat legalitas, sekaligus tanda daftar kelompok tani yang beranggotakan 30 petani muda,” ujarnya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menegaskan generasi milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. Ia meyakini tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak generasi muda.
Menanggapi hal ini, Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengatakan, keberadaan kelompok petani milenial ini membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian. Didasari kemauan, konsistensi dan ketekunan maka hasilnya akan berkualitas.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
Dikutip dari laman Instagram Sayur Organik Merbabu, Shofyan menuliskan rasa syukur nya telah di undang Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk bertatap muka untuk membahas seputar petani muda dan pertanian organik. “Mohon doa dan dukungannya dulur-dulurku #sobatsom semua semoga bisa mewakili teman-teman petani khususnya #PetaniMilenial,” tulisnya.
(Baca Juga: Petani Milenial Bangga Kembangkan Sayuran Organik)
Saat dikonfirmasi, Ia membenarkan bahwa dirinya diundang untuk duduk bersama Mentan, dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan di Kantor Pusat Kementan Pasar Minggu Jakarta Selatan selama dua hari berturut-turut pada 29 hingga 30 Juni 2020. “Saya diundang untuk hadir dalam rapat koordinasi dengan menteri pertanian membahas pertanian Indonesia dan petani muda," ujar Shofyan.
Duduk bersama dengan orang nomor satu di kementerian yang mengurusi pangan 267 juta rakyat Indonesia, ia mengaku bangga diajak urun rembuk tentang pertanian Indonesia dan siap menjadi mitra Kementan. "Kami siap membantu menjadi mitra kementerian untuk mengembangakn pertanian khususnya pertanian organik dan mengajak anak muda untuk terjun dan bangga menjadi petani," ungkapnya.
Untuk mengajak generasi milenial terjun ke pertanian, Ia akan tetap fokus di pertanian organik dengan mengembangkan bisnis, menjalin relasi, kemitraan serta membuat konten-konten seputar pertanian organik supaya pertanian organik dapat lebih dikenal masyarakat dan bisa menggerakan anak-anak muda untuk menjadi petani.
(Baca Juga: Penyebab Ekspor Hortikultura Rendah)
Dalam kunjungan Mentan di lokasi usaha nya, terungkap di masa pandemi hingga new normal, permintaan sayur organik naik pesat. Tren konsumen masa kini sudah beralih dari produk segar ke produk pangan organik yang aman sehingga pemasaran terus meningkat dan dominan dilakukan secara online.
"Intinya sektor pertanian terutama makanan sehat yaitu sayuran organik justru bisa survive dan bahkan meningkat disaat sektor lain mengalami penurunan akibat pandemi," terangnya.
Apalagi sayuran organik yang dihasilkannya sudah mengantongi legalitas berupa sertifikat organik Indonesia dari INOFICE. Kata Shofyan permintaan tidak hanya dari Jawa Tengah, tapi juga dari Sumatera. Jika biasanya perbulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualannya meningkat hingga 300 persen menjadi 14 sampai 15 ton sayur per bulan.
“Budidaya sayuran organik kami sudah mendapat legalitas, sekaligus tanda daftar kelompok tani yang beranggotakan 30 petani muda,” ujarnya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menegaskan generasi milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. Ia meyakini tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak generasi muda.
Menanggapi hal ini, Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengatakan, keberadaan kelompok petani milenial ini membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian. Didasari kemauan, konsistensi dan ketekunan maka hasilnya akan berkualitas.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
(akr)