Cerita Henny, Pemilik Toko Kelontong Harapan Sukses hingga Punya Usaha Laundry dan Jadi Mini Distribution Center BULOG
loading...
A
A
A
Henny Silviani, seorang pemilik toko kelontong di Makassar, Sulawesi Selatan, sudah memulai usahanya sejak tahun 2005. Saat itu, ia membuka usaha penjualan alat tulis kantor (ATK) dan jasa fotokopi untuk memanfaatkan lokasi tokonya yang dekat dengan kampus. Saat itu, usahanya masih mengontrak alias belum milik sendiri.
Setahun kemudian, tepatnya 2006, Henny dan suaminya membeli sebuah rumah toko (ruko) dengan cara mencicil. Di ruko inilah, ia memulai usaha toko kelontong yang kini bernama “SRC HS”. HS merupakan singkatan dari Harapan Sukses. Usahanya kini pun semakin berkembang.
Tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Dari peningkatan usaha toko kelontongnya, Henny melakukan diversifikasi bisnis. Tak hanya toko kelontong, ia juga memiliki usaha laundry.
Menurut Henny, pengembangan bisnis yang dilakukannya setelah bergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) pada 2017. SRC merupakan komunitas toko kelontong terbesar di Indonesia yang dibina oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Komunitas ini memiliki jumlah anggota lebih dari 225.000 toko kelontong dan 6.000-an paguyuban yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah toko saya sudah jauh berkembang, Saat pandemi itu, usaha ATK terpuruk karena tidak banyak pelanggan. Dengan adanya pembinaan dari Sampoerna ke toko-toko SRC, kami tidak sampai berada di titik terendah. Dengan gabung SRC, ada peluang-peluang bisnis yang bisa menghasilkan benefit buat saya. Sampoerna selalu mengadakan pendampingan agar toko bisa berkembang,” ujar Henny.
Dengan pendampingan SRC, Henny membuka usaha laundry karena lokasi tokonya berada di lokasi yang strategis. “Bukan cuma menjalankan toko kelontong, tetapi saya juga berpikir bagaimana menghadapi situasi pandemi. Karena banyak anak kos, saya coba buka laundry. Tapi ternyata yang jadi langganan bukan hanya anak kos, tetapi juga pekerja, ibu rumah tangga. Jadi di SRC ini, kami diajak berpikir untuk mengembangkan usaha,” papar Henny.
Tidak berhenti di buka usaha laundry, toko SRC HS juga ditunjuk menjadi salah satu Mini Distribution Center (MDC) untuk menjadi lokasi penjualan bahan pangan kebutuhan sehari-hari melalui kerja sama dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulsel sebagai optimalisasi Pemanfaatan Jalur Distribusi Toko Ritel guna membantu pengendalian inflasi pangan di Sulawesi Selatan.
Kerja sama tersebut tertuang melalui nota kesepahaman antara Bulog Sulsel dengan Paguyuban SRC Sulsel. Terdapat sekitar 4.000 toko SRC yg berpartisipasi menjadi MDC di area Makassar, Gowa, Takalar, Maros, Pangkep, dan Bone, termasuk toko kelontong milik Henny.
Meski demikian, Henny tak ingin cepat merasa puas. Ke depannya, ia berharap, usahanya semakin berkembang dan bisa melakukan ekspansi bisnis lainnya.
Cerita bergabung dengan SRC
Setahun kemudian, tepatnya 2006, Henny dan suaminya membeli sebuah rumah toko (ruko) dengan cara mencicil. Di ruko inilah, ia memulai usaha toko kelontong yang kini bernama “SRC HS”. HS merupakan singkatan dari Harapan Sukses. Usahanya kini pun semakin berkembang.
Tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Dari peningkatan usaha toko kelontongnya, Henny melakukan diversifikasi bisnis. Tak hanya toko kelontong, ia juga memiliki usaha laundry.
Menurut Henny, pengembangan bisnis yang dilakukannya setelah bergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) pada 2017. SRC merupakan komunitas toko kelontong terbesar di Indonesia yang dibina oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Komunitas ini memiliki jumlah anggota lebih dari 225.000 toko kelontong dan 6.000-an paguyuban yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah toko saya sudah jauh berkembang, Saat pandemi itu, usaha ATK terpuruk karena tidak banyak pelanggan. Dengan adanya pembinaan dari Sampoerna ke toko-toko SRC, kami tidak sampai berada di titik terendah. Dengan gabung SRC, ada peluang-peluang bisnis yang bisa menghasilkan benefit buat saya. Sampoerna selalu mengadakan pendampingan agar toko bisa berkembang,” ujar Henny.
Dengan pendampingan SRC, Henny membuka usaha laundry karena lokasi tokonya berada di lokasi yang strategis. “Bukan cuma menjalankan toko kelontong, tetapi saya juga berpikir bagaimana menghadapi situasi pandemi. Karena banyak anak kos, saya coba buka laundry. Tapi ternyata yang jadi langganan bukan hanya anak kos, tetapi juga pekerja, ibu rumah tangga. Jadi di SRC ini, kami diajak berpikir untuk mengembangkan usaha,” papar Henny.
Tidak berhenti di buka usaha laundry, toko SRC HS juga ditunjuk menjadi salah satu Mini Distribution Center (MDC) untuk menjadi lokasi penjualan bahan pangan kebutuhan sehari-hari melalui kerja sama dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulsel sebagai optimalisasi Pemanfaatan Jalur Distribusi Toko Ritel guna membantu pengendalian inflasi pangan di Sulawesi Selatan.
Kerja sama tersebut tertuang melalui nota kesepahaman antara Bulog Sulsel dengan Paguyuban SRC Sulsel. Terdapat sekitar 4.000 toko SRC yg berpartisipasi menjadi MDC di area Makassar, Gowa, Takalar, Maros, Pangkep, dan Bone, termasuk toko kelontong milik Henny.
Meski demikian, Henny tak ingin cepat merasa puas. Ke depannya, ia berharap, usahanya semakin berkembang dan bisa melakukan ekspansi bisnis lainnya.
Cerita bergabung dengan SRC