Tahun Ini Banyak yang Mau Ganti Mobil, Industri Pembiayaan Pede Bisa Tumbuh 7 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia ( APPI ) optimistis non performing financing (NPF) atau pembiayaan macet akan menurun di sepanjang tahun 2023. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno menjelaskan, pada akhir 2022 NPF sektor pembiayaan sudah sekitar 2,48%.
"Tahun lalu tuh turun. Sejak ada Covid terus mentok di November 2022. Tapi kini saya melihat di tahun 2023 ini kita bisa mengalami penurunan," ujarnya saat berdialog di IDX Channel, Senin (9/1/2023).
Di samping itu ia menuturkan, setelah melakukan beberapa kajian, APPI memproyeksikan pertumbuhan sektor pembiayaan pada 2023 akan mengalami kenaikan di kisaran 5% sampai 7%. Kenaikan itu akan mengompensasi pertumbuhan sektor pembiayaan pada tahun 2020-2021 yang sempat lesu.
Kala itu pembiayaan otomotif, khususnya untuk roda empat menurun tajam. Salah satu penyebabnya krisis semikonduktor sehingga produksi mobil menjadi terganggu.
Berbeda dengan tahun 2023, Suwandi melihat pembelian kendaraan roda empat akan mengalami peningkatan. Terlebih bagi masyarakat yang sebelumnya memiliki mobil keluaran tahun 2016-2017.
"Di tahun 2023 ini masih akan terus berkelanjutan karena saya yakin masyarakat juga punya kendaraan sudah cukup tua. Jadi mereka mungkin juga akan berpikir untuk mengganti kendaraannya dengan menjual yang lama dan membeli yang baru," jelasnya.
Suwandi pun yakin tahun ini banyak para produsen mobil maupun para dealer yang berkecimpung di penjualan kendaraan roda empat pasti akan terus berpromosi untuk menjual kendaraannya. "Dan ini akan terjadi peningkatan yang signifikan," tukas Suwandi.
"Tahun lalu tuh turun. Sejak ada Covid terus mentok di November 2022. Tapi kini saya melihat di tahun 2023 ini kita bisa mengalami penurunan," ujarnya saat berdialog di IDX Channel, Senin (9/1/2023).
Di samping itu ia menuturkan, setelah melakukan beberapa kajian, APPI memproyeksikan pertumbuhan sektor pembiayaan pada 2023 akan mengalami kenaikan di kisaran 5% sampai 7%. Kenaikan itu akan mengompensasi pertumbuhan sektor pembiayaan pada tahun 2020-2021 yang sempat lesu.
Kala itu pembiayaan otomotif, khususnya untuk roda empat menurun tajam. Salah satu penyebabnya krisis semikonduktor sehingga produksi mobil menjadi terganggu.
Berbeda dengan tahun 2023, Suwandi melihat pembelian kendaraan roda empat akan mengalami peningkatan. Terlebih bagi masyarakat yang sebelumnya memiliki mobil keluaran tahun 2016-2017.
"Di tahun 2023 ini masih akan terus berkelanjutan karena saya yakin masyarakat juga punya kendaraan sudah cukup tua. Jadi mereka mungkin juga akan berpikir untuk mengganti kendaraannya dengan menjual yang lama dan membeli yang baru," jelasnya.
Suwandi pun yakin tahun ini banyak para produsen mobil maupun para dealer yang berkecimpung di penjualan kendaraan roda empat pasti akan terus berpromosi untuk menjual kendaraannya. "Dan ini akan terjadi peningkatan yang signifikan," tukas Suwandi.
(uka)