Raup Cuan Rp 31 Triliun, Shell Perdana Bayar Pajak di Inggris Sejak 2017

Senin, 09 Januari 2023 - 17:32 WIB
loading...
A A A
Di sisi lain harga minyak dan gas mulai menanjak naik setelah berakhirnya lockdown akibat Covid-19, tetapi melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi itu menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan energi termasuk Shell dan BP pada tahun 2022.

Saat sektor rumah tangga terpukul cukup berat karena lonjakan tagihan energi, pemerintah berada di bawah tekanan untuk membantu dan memperkenalkan pajak rejeki nomplok atas keuntungan perusahaan untuk membantu mendanai skema pembatasan tagihan gas dan listrik.

Perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Laut Utara dikenakan pajak yang berbeda dengan perusahaan lain. Mereka membayar pajak perusahaan 30% atas keuntungan serta tarif tambahan 10%.

Selain itu, mereka saat ini membayar pajak rejeki nomplok dengan total tarif pajak menjadi 75%. Namun ada kekhawatiran ada efek negatif dalam kebijakan tersebut.

Perusahaan bisa mengurangi jumlah pajak yang mereka bayarkan dengan memperhitungkan kerugian atau pengeluaran untuk hal-hal seperti menonaktifkan platform minyak Laut Utara. Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan seperti BP dan Shell telah membayar pejak lebih sedikit atau tidak sama sekali di Inggris.

Retribusi keuntungan energi juga memiliki ukuran yang memungkinkan perusahaan energi untuk mengajukan penghematan pajak senilai 91p dari setiap 1 pounds yang diinvestasikan dalam ekstraksi bahan bakar fosil di Inggris.

Namun ada juga kekhawatiran bahwa memperkenalkan pajak yang lebih keras pada perusahaan minyak dan gas dapat menunda mereka berinvestasi pada energi terbarukan Inggris.

Offshore Energies UK sebelumnya, mengatakan pajak yang lebih tinggi akan "merusak" industri yang menghasilkan lapangan kerja bagi 200.000 orang.

Meskipun harus membayar pajak yang lebih tinggi, Shell tetap berada di jalur untuk laba tahunan 2022 setelah melaporkan laba sebesar USD 30 miliar selama sembilan bulan pertama tahun lalu.

Perusahaan mengatakan, diperkirakan bakal membayar pajak global antara USD 4.3 miliar dan USD 4.7 miliar selama tiga bulan terakhir tahun 2022.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)