Buah dan Sayur Tumbuh di Gurun, Mentan Ingin Pelajari Teknologi Green House dari UEA
loading...
A
A
A
ABU DHABI - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku, terkesan dengan produk buah berries dan sayuran yang dihasilkan oleh Elite Agro Group (EAG) Abu Dhabi. Hal ini usai Mentan mengunjungi fasilitas green house milik EAG untuk pengembangan dan penanaman buah-buahan jenis berries dan sayuran di kawasan gurun pasir Al Foah, Abu Dhabi.
Mentah bahkan menawarkan kepada EAG untuk dapat bekerja sama dalam menerapkan dan mengembangkan teknologi maju green house untuk lahan di daerah Lembang, Bandung. Ditambah serta lahan pertanian (food estate) yang sedang dikembangkan di pulau Kalimantan.
“Saya harap rencana kerja sama dalam penerapan teknologi maju green house ini dapat menjadi sarana transfer of knowledge and technology kepada para petani buah dan sayuran di Indonesia," ujar Mentan Syahrul yasin Limpo saat kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) .
Selanjutnya, bertempat di Dubai, Mentan juga bertemu dengan jajaran Direksi Lulu Hypermarket, perusahaan hypermarket besar asal UEA yang telah mempunyai lebih dari 200 gerai di dunia, serta telah membuka 6 hypermarket di Indonesia.
Lulu Hypermarket berharap dapat membuka lebih banyak hypermarket di Indonesia mengingat potensi pasar yang besar serta sebagian besar produk yang dijual (sekitar 80%) berasal dari produk-produk UMKM Indonesia.
Mentan berharap antara Kementan RI dan Lulu Hypermarket dapat dijajaki suatu kerja sama strategis, dimana Kementan akan membina dan menyediakan berbagai produk pertanian yang dihasilkan dari para petani Indonesia ke Lulu Hypermarket, untuk kemudian dipasarkan ke berbagai outlets di dunia, tidak terbatas hanya di Indonesia.
Di sisi lain, Lulu Hypermarket juga mengharapkan agar diberikan kemudahan untuk dapat mengimpor daging kerbau langsung dari pabrik pengolahan daging milik Lulu Hypermarket di India untuk dijual ke gerai Lulu Hypermarket yang ada di Indonesia.
Mentan juga bertemu dengan Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA, Mariam Al Mheiri, di kantor Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan di Dubai. Pada pertemuan dimaksud, Mariam menyampaikan selamat atas kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah G20 dan siap untuk bekerjasama dengan Indonesia di sektor pertanian, khususnya terkait isu perubahan iklim.
Mentan menyatakan, Indonesia sangat terbuka untuk bekerjasama di sektor pertanian dengan UEA. Secara lebih spesifik, Mentan menyampaikan agar UEA dapat segera menyetujui produk unggas (ayam dan telur) Indonesia untuk masuk pasar UEA.
Hal itu mengingat Indonesia telah menyampaikan segala data/informasi yang dibutuhkan secara lengkap kepada UEA, serta produk unggas Indonesia telah diterima di berbagai pasar internasional lainnya (antara lain di negara Jepang dan Amerika) yang juga mempunyai standar internasional yang sangat ketat.
“Saya merasa gembira atas kunjungan Mentan dan delegasi ke UEA. KBRI Abu Dhabi siap untuk membantu dan memfasilitasi hal-hal yang sekiranya diperlukan untuk menunjang keberhasilan kerjasama sektor pertanian antar kedua negara," ujar Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis.
Mentah bahkan menawarkan kepada EAG untuk dapat bekerja sama dalam menerapkan dan mengembangkan teknologi maju green house untuk lahan di daerah Lembang, Bandung. Ditambah serta lahan pertanian (food estate) yang sedang dikembangkan di pulau Kalimantan.
“Saya harap rencana kerja sama dalam penerapan teknologi maju green house ini dapat menjadi sarana transfer of knowledge and technology kepada para petani buah dan sayuran di Indonesia," ujar Mentan Syahrul yasin Limpo saat kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) .
Selanjutnya, bertempat di Dubai, Mentan juga bertemu dengan jajaran Direksi Lulu Hypermarket, perusahaan hypermarket besar asal UEA yang telah mempunyai lebih dari 200 gerai di dunia, serta telah membuka 6 hypermarket di Indonesia.
Lulu Hypermarket berharap dapat membuka lebih banyak hypermarket di Indonesia mengingat potensi pasar yang besar serta sebagian besar produk yang dijual (sekitar 80%) berasal dari produk-produk UMKM Indonesia.
Mentan berharap antara Kementan RI dan Lulu Hypermarket dapat dijajaki suatu kerja sama strategis, dimana Kementan akan membina dan menyediakan berbagai produk pertanian yang dihasilkan dari para petani Indonesia ke Lulu Hypermarket, untuk kemudian dipasarkan ke berbagai outlets di dunia, tidak terbatas hanya di Indonesia.
Di sisi lain, Lulu Hypermarket juga mengharapkan agar diberikan kemudahan untuk dapat mengimpor daging kerbau langsung dari pabrik pengolahan daging milik Lulu Hypermarket di India untuk dijual ke gerai Lulu Hypermarket yang ada di Indonesia.
Mentan juga bertemu dengan Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA, Mariam Al Mheiri, di kantor Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan di Dubai. Pada pertemuan dimaksud, Mariam menyampaikan selamat atas kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah G20 dan siap untuk bekerjasama dengan Indonesia di sektor pertanian, khususnya terkait isu perubahan iklim.
Mentan menyatakan, Indonesia sangat terbuka untuk bekerjasama di sektor pertanian dengan UEA. Secara lebih spesifik, Mentan menyampaikan agar UEA dapat segera menyetujui produk unggas (ayam dan telur) Indonesia untuk masuk pasar UEA.
Hal itu mengingat Indonesia telah menyampaikan segala data/informasi yang dibutuhkan secara lengkap kepada UEA, serta produk unggas Indonesia telah diterima di berbagai pasar internasional lainnya (antara lain di negara Jepang dan Amerika) yang juga mempunyai standar internasional yang sangat ketat.
“Saya merasa gembira atas kunjungan Mentan dan delegasi ke UEA. KBRI Abu Dhabi siap untuk membantu dan memfasilitasi hal-hal yang sekiranya diperlukan untuk menunjang keberhasilan kerjasama sektor pertanian antar kedua negara," ujar Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis.
(akr)