Impor RI di 2022 Diprediksi Nanjak, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) lusa bakal merilis kinerja ekspor dan impor RI sepanjang tahun 2022. Pengamat memproyeksikan impor Indonesia pada tahun lalu meninggi.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, kinerja ekspor Indonesia diprediksi mengalami kenaikan pada 2022. Begitu juga dengan kinerja impornya.
"Ekspor bisa lebih dari USD290 miliar dan impor sekitar USD235 miliar," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (14/1/2023).
Menurut dia, impor meninggi karena kebutuhan bahan baku di dalam negeri masih cukup besar. Sehingga, banyak industri yang mengambil jalan alternatif dengan mengimpor bahan baku dari negara lain.
"(Faktor impornya) karena kebutuhan bahan baku penolong untuk ekspor. Mengingat komponen impor dalam produk ekspor industri kita masih cukup tinggi," terang dia.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira. Dia bilang, kebutuhan impor tahun 2022 mengalami kenaikan guna pemenuhan bahan baku industri dalam negeri di awal tahun 2023.
Melansir data BPS, menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–November 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 terjadi peningkatan pada barang konsumsi USD333,5 juta (1,88%), bahan baku/penolong USD35.079 juta (26,62%), dan barang modal USD7.333,5 juta (28,88%).
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, kinerja ekspor Indonesia diprediksi mengalami kenaikan pada 2022. Begitu juga dengan kinerja impornya.
"Ekspor bisa lebih dari USD290 miliar dan impor sekitar USD235 miliar," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (14/1/2023).
Menurut dia, impor meninggi karena kebutuhan bahan baku di dalam negeri masih cukup besar. Sehingga, banyak industri yang mengambil jalan alternatif dengan mengimpor bahan baku dari negara lain.
"(Faktor impornya) karena kebutuhan bahan baku penolong untuk ekspor. Mengingat komponen impor dalam produk ekspor industri kita masih cukup tinggi," terang dia.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira. Dia bilang, kebutuhan impor tahun 2022 mengalami kenaikan guna pemenuhan bahan baku industri dalam negeri di awal tahun 2023.
Melansir data BPS, menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–November 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 terjadi peningkatan pada barang konsumsi USD333,5 juta (1,88%), bahan baku/penolong USD35.079 juta (26,62%), dan barang modal USD7.333,5 juta (28,88%).
(ind)