Mendag Lembong Sebut Jokowi Jagoan Ekspor
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai jagoan ekspor. Dia mendukung langkah pemerintah dalam meningkatkan ekspor dalam negeri.
Menurutnya, pemerintah akan melayani dengan baik sektor-sektor yang dapat mendorong ekspor dalam negeri sehingga dapat menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisa kuartal yang ada.
"Ke depannya soal ekspor ini gimana kita bisa melayani pelaku usaha dalam negeri dengan baik, melayani kawan-kawandi industri yang memiliki potensi ekspor. Seperti yang pernah saya ungkapkan, bapak Presiden kita ini jagoan ekspor," kata Lembong di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dia mengatakan, siapapun yang menjadi Menteri Perdagangan di Kabinte Kerja Joko Widodo diharuskan bekerja keras untuk mewujudkan kinerja ekspor yang maksimal di tengah kondisi krisis global.
"Itu salah satu hal yang istimewa, siapapun yang menjadi Mendag di kabinet kerja, harus kerja keras dan membantu teman-teman di industri," ujarnya.
Jika dilihat dari kinerja neraca perdagangan Indonesia selama periode tujuh bulan ini, yang mencolok lebih tertolong dari kolapsnya impor, belum tertolong dari kinerja ekspor yang membaik. Hal tersebut imbas dari kondisi ekonomi global yang kurang baik.
"Itu hasil dari kondisi global. Di mana tujuan negara ekspor kita masih loyo. Semua negara mengalami pelemahan permintaan barang dan jasa ekspor," kata Lembong.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) surplus neraca perdagangan Juli semakin meningkat dan tercatat surplus USD1,3 miliar dan mengalami peningkatan USD0,8 miliar dibanding bulan sebelumnya.
Meski demikian, kinerja ekspor Juli 2015 masih belum menunjukan perbaikan di tengah adanya peluang terjadinya pelemahan rupiah terhadap USD. Pelemehan rupiah terhadap USD nampaknya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah ditandai dengan masih melemahnya kinerha eskpor.
Total ekspor Juli 2015 masih mengalami penurunan 15,5% (MoM) dan 19,2% (YoY). Secara rinci, kinerja ekspor nonmigas pada Juli 2015 tercatat sebesar USD10,0 miliar, turun 17,2% (MoM) dan 14,1% (YoY). Sementara di sisi Migas, kinerja ekspornya tercatat USD1,4 miliar, turun 1,3% (MoM) dan 43,0% (YoY).
Menurutnya, pemerintah akan melayani dengan baik sektor-sektor yang dapat mendorong ekspor dalam negeri sehingga dapat menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisa kuartal yang ada.
"Ke depannya soal ekspor ini gimana kita bisa melayani pelaku usaha dalam negeri dengan baik, melayani kawan-kawandi industri yang memiliki potensi ekspor. Seperti yang pernah saya ungkapkan, bapak Presiden kita ini jagoan ekspor," kata Lembong di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dia mengatakan, siapapun yang menjadi Menteri Perdagangan di Kabinte Kerja Joko Widodo diharuskan bekerja keras untuk mewujudkan kinerja ekspor yang maksimal di tengah kondisi krisis global.
"Itu salah satu hal yang istimewa, siapapun yang menjadi Mendag di kabinet kerja, harus kerja keras dan membantu teman-teman di industri," ujarnya.
Jika dilihat dari kinerja neraca perdagangan Indonesia selama periode tujuh bulan ini, yang mencolok lebih tertolong dari kolapsnya impor, belum tertolong dari kinerja ekspor yang membaik. Hal tersebut imbas dari kondisi ekonomi global yang kurang baik.
"Itu hasil dari kondisi global. Di mana tujuan negara ekspor kita masih loyo. Semua negara mengalami pelemahan permintaan barang dan jasa ekspor," kata Lembong.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) surplus neraca perdagangan Juli semakin meningkat dan tercatat surplus USD1,3 miliar dan mengalami peningkatan USD0,8 miliar dibanding bulan sebelumnya.
Meski demikian, kinerja ekspor Juli 2015 masih belum menunjukan perbaikan di tengah adanya peluang terjadinya pelemahan rupiah terhadap USD. Pelemehan rupiah terhadap USD nampaknya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah ditandai dengan masih melemahnya kinerha eskpor.
Total ekspor Juli 2015 masih mengalami penurunan 15,5% (MoM) dan 19,2% (YoY). Secara rinci, kinerja ekspor nonmigas pada Juli 2015 tercatat sebesar USD10,0 miliar, turun 17,2% (MoM) dan 14,1% (YoY). Sementara di sisi Migas, kinerja ekspornya tercatat USD1,4 miliar, turun 1,3% (MoM) dan 43,0% (YoY).
(izz)