Tantangan Perbankan Tahun Ini Versi OJK

Rabu, 13 Januari 2016 - 11:45 WIB
Tantangan Perbankan Tahun Ini Versi OJK
Tantangan Perbankan Tahun Ini Versi OJK
A A A
JAKARTA - Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Irwan Lubis mengungkapkan bahwa kredit macet (non performing loan/NPL) tidak lagi menjadi tantangan berat bagi industri perbankan. Tahun ini, industri perbankan justru dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan pertumbuhan dananya dengan sangat baik.

Dia mengatakan, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) di industri perbankan saat ini telah mencapai 90%. Hal ini tentu akan menyulitkan perbankan untuk mencapai pertumbuhan kredit, jika tidak didukung pertumbuhan dana yang baik.

"‎Pertumbuhan dana menjadi tantangan terbesar ‎industri perbankan tahun ini. Karena dengan LDR 90%, tidak mudah bagi bank untuk mencapai pertumbuhan kredit tanpa didukung pertumbuhan dana yang baik," katanya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Menurutnya, ini menjadi tantangan bagi industri perbankan untuk mencari strategi membangun pendanaan yang tepat dan benar. Dengan demikian, pertumbuhan kredit yang ditargetkan dapat tercapai.

"Nah ini yang menjadi tantangan untuk mencari strategi membangun funding tepat dan benar. Sehingga pertumbuhan dana, menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan kredit," ujarnya.

Sementara itu, Dia menuturkan bahwa gejolak yang terjadi pada perekonomian global, harga komoditas yang rendah, hingga tekanan terhadap nilai tukar rupiah memang berdampak pada sektor keuangan. Kendati mengalami sedikit perlambatan, namun industri perbankan tahun lalu masih dalam moderasi pertumbuhan yang baik.

Dari data yang ada di OJK, sambung dia, total aset perbankan hingga November 2015 tumbuh sebesar 9,29%, kredit tumbuh 9,85%, rasio kecukupan modal (CARR) 21%, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,7% (year on year/yoy). "Di tengah perlambtan industri kita, indikator kesehatan masih terjaga dengan baik," tutur dia.

‎Menurutnya, sejalan dengan hasil review tersebut menunjukkan bahwa sistem perbankan masih ditopang dengan ketahanan modal yang memadai. Sehingga, kepercayaan masyarakat dan investor terhadap industri perbankan masih tinggi.

"Ini menjadi catatan ke depan sesuai dengan rencana bisnis, akselerasi pertumbuhan kredit itu tergantung pada bagaimana strategi funding itu bisa berjalan dengaan baik," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7796 seconds (0.1#10.140)