APTRI: Kenaikan Harga Gula Picu Masuknya Gula Rafinasi
A
A
A
SURABAYA - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengkhawatirkan kondisi kenaikan harga gula dimanfaatkan pihak tertentu untuk melegalkan gula rafinasi masuk di pasaran umum. Kendati kenaikan harga gula saat ini masih dalam batasan wajar dan normal. Mengingat stok gula di Jawa Timur sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Namun, sejumlah perwakilan dari petani tebu di Jawa Timur, melakukan pertemuan dengan direksi PT Perkebunan Nusantara XI di kantor PTPN XI di Jalan Merak Surabaya.
Pertemuan bertema sinergi petani tebu dan PTPN dalam upaya swasembada gula merupakan pondasi penting ketahanan pangan nasional, terkait kondisi kenaikan harga gula yang terjadi saat ini.
Ketua Umum Dewan Pembina DPP APTRI, Arum Sabil mengaku khawatir dengan kondisi mahalnya gula saat ini. “Kondisi kenaikan harga gula ini mengkhawatirkan, karena bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk melegalkan gula rafinasi masuk di pasaran umum,” ujar Arum yang mewakili petani tebu se-Indonesia, Kamis (26/5/2016).
Padahal kenaikan harga gula yang terjadi saat ini tidak perlu dikhawatirkan masyarakat. Pasalnya, kenaikan harga gula saat ini masih dalam batasan wajar dan normal dan dijamin keberadaan gula tidak akan langka atau menghilang di pasaran.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PTPN XI Jawa Timur, Muhammad Cholidi menegaskan, persediaan gula aman dan cukup di Jawa Timur. Adapun saat ini persediaan gula di Jawa Timur mencapai 100 ribu ton per bulan ditambah PTPN XI juga terus gencar menggelar operasi pasar untuk menekan harga gula yang ada.
Saat ini para petani tebu mulai memasuki masa panen dan pabrik gula mulai melakukan musim giling tebu. Sementara itu, dari data Kementerian Perdagangan, stok gula jelang Ramadan sekitar 230 ton, sedikit di atas kebutuhan gula yang mencapai 220 ribu ton per bulan.
Namun, sejumlah perwakilan dari petani tebu di Jawa Timur, melakukan pertemuan dengan direksi PT Perkebunan Nusantara XI di kantor PTPN XI di Jalan Merak Surabaya.
Pertemuan bertema sinergi petani tebu dan PTPN dalam upaya swasembada gula merupakan pondasi penting ketahanan pangan nasional, terkait kondisi kenaikan harga gula yang terjadi saat ini.
Ketua Umum Dewan Pembina DPP APTRI, Arum Sabil mengaku khawatir dengan kondisi mahalnya gula saat ini. “Kondisi kenaikan harga gula ini mengkhawatirkan, karena bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk melegalkan gula rafinasi masuk di pasaran umum,” ujar Arum yang mewakili petani tebu se-Indonesia, Kamis (26/5/2016).
Padahal kenaikan harga gula yang terjadi saat ini tidak perlu dikhawatirkan masyarakat. Pasalnya, kenaikan harga gula saat ini masih dalam batasan wajar dan normal dan dijamin keberadaan gula tidak akan langka atau menghilang di pasaran.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PTPN XI Jawa Timur, Muhammad Cholidi menegaskan, persediaan gula aman dan cukup di Jawa Timur. Adapun saat ini persediaan gula di Jawa Timur mencapai 100 ribu ton per bulan ditambah PTPN XI juga terus gencar menggelar operasi pasar untuk menekan harga gula yang ada.
Saat ini para petani tebu mulai memasuki masa panen dan pabrik gula mulai melakukan musim giling tebu. Sementara itu, dari data Kementerian Perdagangan, stok gula jelang Ramadan sekitar 230 ton, sedikit di atas kebutuhan gula yang mencapai 220 ribu ton per bulan.
(ven)