Laju IHSG Diprediksi Melesat Setelah Idul Fitri
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melesat pada awal Juli atau setelah libur Hari Raya Idul Fitri. IHSG diprediksi bergerak di kisaran level 4.820-4.920.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan, sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih akan menghantui. Namun, tidak menyeramkan melainkan justru membuat IHSG menguat.
"Bisa jadi (menguat) soalnya Eropa-nya pasti kena hit masalah Brexit ini," ujarnya melalui pesan online kepada Sindonews di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lanjar menjelaskan, laju IHSG akan tetap aman di zona hijau selama Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) belum menaikkan suku bunga acuan. Sedangkan, adanya Brexit membuat investor asing melarikan dananya ke negara berkembang seperti Indonesia.
"Selama The Fed belum menaikkan suku bunga, investor asing akan lari ke emerging market dan Asia. Meski demikian efeknya dalam jangka pendek," kata dia.
Alasannya, kata dia, The Fed hanya tinggal menunggu hitungan bulan untuk menaikkan suku bunga. Umumya, ketika diputuskan naik maka akan ada dana asing yang keluar dari Tanah Air.
"Soalnya bulan-bulan berikutnya bakal ada Fed rate lagi kan. Di saat penentuan Fed rate begitu biasanya capital outflow," tuturnya.
Kendati demikian, lanjut Lanjar, sentimen dari dalam negeri yakni disahkannya UU Pengampunan Pajak, kemungkinan masih bisa menolong pergerakan IHSG. Sektor yang paling disorot dari adanya kebijakan itu yaitu perbankan dan properti.
"Properti sama banking paling yang jadi pusat perhatian soalnya kebijakan ini kan ditunggu-tunggu investor. Itu juga salah satu yang bikin market kita optimis," pungkasnya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan, sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih akan menghantui. Namun, tidak menyeramkan melainkan justru membuat IHSG menguat.
"Bisa jadi (menguat) soalnya Eropa-nya pasti kena hit masalah Brexit ini," ujarnya melalui pesan online kepada Sindonews di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lanjar menjelaskan, laju IHSG akan tetap aman di zona hijau selama Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) belum menaikkan suku bunga acuan. Sedangkan, adanya Brexit membuat investor asing melarikan dananya ke negara berkembang seperti Indonesia.
"Selama The Fed belum menaikkan suku bunga, investor asing akan lari ke emerging market dan Asia. Meski demikian efeknya dalam jangka pendek," kata dia.
Alasannya, kata dia, The Fed hanya tinggal menunggu hitungan bulan untuk menaikkan suku bunga. Umumya, ketika diputuskan naik maka akan ada dana asing yang keluar dari Tanah Air.
"Soalnya bulan-bulan berikutnya bakal ada Fed rate lagi kan. Di saat penentuan Fed rate begitu biasanya capital outflow," tuturnya.
Kendati demikian, lanjut Lanjar, sentimen dari dalam negeri yakni disahkannya UU Pengampunan Pajak, kemungkinan masih bisa menolong pergerakan IHSG. Sektor yang paling disorot dari adanya kebijakan itu yaitu perbankan dan properti.
"Properti sama banking paling yang jadi pusat perhatian soalnya kebijakan ini kan ditunggu-tunggu investor. Itu juga salah satu yang bikin market kita optimis," pungkasnya.
(ven)