Ketua WIEF Sebut Strategi Pembangunan RI Ambisius
A
A
A
JAKARTA - Ketua World Indonesia Economic Forum (WIEF) Foundation Tun Musa Hitam menilai bahwa strategi pembangunan yang dipilih pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terbilang ambisius. Namun, hal tersebut justru yang menarik perhatian para investor baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Sebagai Ketua dari WIEF, izinkan saya menyambut serta menghaturkan terima kasih kepada Anda semua atas kehadiran di WIEF ke-12. Kami senang sekali dapat kembali ke kota yang sangat dinamis yaitu Jakarta, dimana Indonesia mulai menjalankan strategi pembangunan yang ambisius dan menarik perhatian investor dalam dan luar negeri," katanya di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
(Baca Juga: Didampingi Sri Mulyani, Jokowi Buka Forum Ekonomi Islam Dunia)
Dalam ajang World Indonesia Economic Forum (WIEF) 2016 yang bertajuk "Decentraling Growth, Empowering Future Business" di Jakarta Convention Center (JCC), Musa juga memuji DKI Jakarta sebagai kota yang dinamis. Menurutnya, dalam menjalani strategi pertumbuhan banyak negara berkembang yang hanya memusatkan pertumbuhan di pusat kota yang telah memiliki infrastruktur dan fasilitas pendukung investasi lainnya.
Sementara Indonesia, Presiden Jokowi telah memutar arah dengan memulai pembangunan dari pinggir. "Dalam menjalani strategi pertumbuhan, banyak negara berkembang yang hanya berpusat di pusat kota yang sudah ada infrastruktur dan fasilitas investasi," imbuh dia.
Dia juga menilai, jika pembangunan hanya terpusat di kota maka justru akan berimplikasi negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, pembangunan yang timpang tersebut akan mengakibatkan masyarakat di desa akan bermigrasi ke kota.
"Akan terjadi implikasi negatif. Daerah pedesaan mengalami penurunan, kesempatan yang tidak besar dalam ekonomi. Tentu ini sangat tidak diinginkan," tutupnya.
"Sebagai Ketua dari WIEF, izinkan saya menyambut serta menghaturkan terima kasih kepada Anda semua atas kehadiran di WIEF ke-12. Kami senang sekali dapat kembali ke kota yang sangat dinamis yaitu Jakarta, dimana Indonesia mulai menjalankan strategi pembangunan yang ambisius dan menarik perhatian investor dalam dan luar negeri," katanya di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
(Baca Juga: Didampingi Sri Mulyani, Jokowi Buka Forum Ekonomi Islam Dunia)
Dalam ajang World Indonesia Economic Forum (WIEF) 2016 yang bertajuk "Decentraling Growth, Empowering Future Business" di Jakarta Convention Center (JCC), Musa juga memuji DKI Jakarta sebagai kota yang dinamis. Menurutnya, dalam menjalani strategi pertumbuhan banyak negara berkembang yang hanya memusatkan pertumbuhan di pusat kota yang telah memiliki infrastruktur dan fasilitas pendukung investasi lainnya.
Sementara Indonesia, Presiden Jokowi telah memutar arah dengan memulai pembangunan dari pinggir. "Dalam menjalani strategi pertumbuhan, banyak negara berkembang yang hanya berpusat di pusat kota yang sudah ada infrastruktur dan fasilitas investasi," imbuh dia.
Dia juga menilai, jika pembangunan hanya terpusat di kota maka justru akan berimplikasi negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, pembangunan yang timpang tersebut akan mengakibatkan masyarakat di desa akan bermigrasi ke kota.
"Akan terjadi implikasi negatif. Daerah pedesaan mengalami penurunan, kesempatan yang tidak besar dalam ekonomi. Tentu ini sangat tidak diinginkan," tutupnya.
(akr)