Bahas Kenaikan Fed Rate, Bank Sentral AS 'Terbelah'

Kamis, 18 Agustus 2016 - 21:20 WIB
Bahas Kenaikan Fed Rate, Bank Sentral AS Terbelah
Bahas Kenaikan Fed Rate, Bank Sentral AS 'Terbelah'
A A A
NEW YORK - Pertemuan terakhir Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed baru beberapa menit dimulai, namun para pembuat kebijakan menunjukkan terbagi menjadi dua kubu. Di satu sisi mereka ingin melanjutkan kenaikan suku bunga acuan AS alias Fed rate, sementara lainnya lebih condong berhati-hati dengan melihat perkembangan data ekonomi.

(Baca Juga: Suku Bunga Acuan AS Berpeluang Naik di September)

Dilansir BBCnews, Kamis (18/8/2016) beberapa anggota Fed merasa kondisi ekonomi AS saat ini akan segara menjamin untuk mengambil langkah selanjutnya, sedangkan lainnya yakin harus melihat lebih banyak data. Bank Sentral AS secara umum diharapkan dapat menaikkan suku bunga sebelum akhir, meski semuanya masih penuh ketidakpastian.

Sebelumnya pada pertemuan Juli, The Fed memilih untuk menahan suku bunga antara 0,25% dan 0,5%. Biaya pinyaman AS telah berada pada level rendah sejak Desember 2015. Investor dan pelaku pasar diyakini masih mencari sinyal dan petunjuk apakah kenaikan suku bunga akan terjadi pada September atau pada penghujung tahun di bulan Desember.

Mayoritas menilai Bank Sentral AS tidak akan menggelar pertemuan pada November karena waktu yang terlalu dekat dengan Pemilu AS. "Anggota menilai pilihan kebijakan masih terbuka dan mempertahankan fleksibilitas untuk menyesuaikan didasarkan pada informasi yang masuk," ungkap salah satu pejabat Fed.

"Beberapa anggota memilih untuk menunggu lebih lama lagi untuk membuktikan inflasi akan naik menjadi 2% secara berkelanjutan," tambahnya.

Inflasi sendiri telah menjadi faktor kunci dalam menentukan kenaikan suku bunga selanjutnya, tetap berada di bawah target bank setral 2% untuk memastikan kesehatan bagi ekonomi AS. Fed menunjukkan bahwa harga barang konsumen telah meningkat sebesar 1,6% sejak Maret, para pembuat kebijakan tidak ingin berisiko mengulur waktu.

Di sisi lain, beberapa anggota telah memperingatkan bahwa menunggu terlalu lama dapat meningkatkan risiko sendiri. Jika pasar tenaga kerja menjadi terlalu kompetitif itu bisa mendorong inflasi tajam dengan memaksa upah naik. Ini kemudian dapat memaksa Fed untuk menaikkan suku bunga dengan cepat, dan mengancam pertumbuhan ekonomi AS.

Sejauh ini belum ada keputusan akhir seputar suku bunga AS untuk membuat Investor saat ini akan mengalihkan perhatian kepada pidato Gubernur Fed Janet Yellen pada 26 Agustus mendatang pada konferensi tahunan bankir di Jackson Hole, Wyoming.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9980 seconds (0.1#10.140)