Lonceng Kematian Buruh Rokok
A
A
A
JAKARTA - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyebutkan, lonceng kematian buruh rokok sudah mulai berdengung. Sebab perusahaan diperkirakan akan mengganti pegawainya dengan mesin.
Tulus menjelaskan, lonceng kematian buruh rokok bukan karena kenaikan harga cukai. Namun memang para pengusaha memilih untuk melakukan efisiensi dengan sistem mekanisasi.
"Ini (mekanisasi) lonceng kematian buruh rokok. Bukan karena kenaikan cukai tapi mekanisasi," ujarnya dalam talkshow Polemik Sindo Trijaya di Jakarta, Sabtu (27/8/2016).
Penyebab buruh rokok akan kena PHK itu, kata dia, justru jadi keuntungan bagi perusahaan. Alasannya karena satu alat mesin dapat menggantikan ongkos pengeluaran untuk 900 pegawai.
"Mekanisasi industri rokok akan besar alihkan buruh rokok jadi buruh mesin dengan mekanisasi. Jauh lebih efektif, satu mesin gantikan 900 pegawai," kata Tulus.
Bahkan, lanjut Tulus, jumlah buruh rokok dalam perusahaan hanya tinggal 4% pada 2020 mendatang. Menurutnya peta kebijakan ini harus dilarang keras.
"Ini yang harus dilarang, contoh konteks mekanisasi dalam roadmap hasil tembakau 2020 itu 96% industri rokok akan ganti dengan mekanisasi. Buruh manusia tinggal 4%," pungkasnya.
Tulus menjelaskan, lonceng kematian buruh rokok bukan karena kenaikan harga cukai. Namun memang para pengusaha memilih untuk melakukan efisiensi dengan sistem mekanisasi.
"Ini (mekanisasi) lonceng kematian buruh rokok. Bukan karena kenaikan cukai tapi mekanisasi," ujarnya dalam talkshow Polemik Sindo Trijaya di Jakarta, Sabtu (27/8/2016).
Penyebab buruh rokok akan kena PHK itu, kata dia, justru jadi keuntungan bagi perusahaan. Alasannya karena satu alat mesin dapat menggantikan ongkos pengeluaran untuk 900 pegawai.
"Mekanisasi industri rokok akan besar alihkan buruh rokok jadi buruh mesin dengan mekanisasi. Jauh lebih efektif, satu mesin gantikan 900 pegawai," kata Tulus.
Bahkan, lanjut Tulus, jumlah buruh rokok dalam perusahaan hanya tinggal 4% pada 2020 mendatang. Menurutnya peta kebijakan ini harus dilarang keras.
"Ini yang harus dilarang, contoh konteks mekanisasi dalam roadmap hasil tembakau 2020 itu 96% industri rokok akan ganti dengan mekanisasi. Buruh manusia tinggal 4%," pungkasnya.
(ven)