Pembangunan Infrastruktur Perlu Dibarengi SDM Konstruksi
A
A
A
JAKARTA - Meningkatnya pembangunan infrastruktur tentu harus dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang konstruksi. Para pengelola proyek dinilai harus memerhatikan proses pembangunan sebuah konstruksi yang efisien dan tepat waktu. Caranya dengan menentukan seorang Quantity Surveyor (QS).
Direktur Program GMT Institute, Eko Tjahjowati mengatakan profesi QS sangat penting dan potensial di masa mendatang. Apalagi pemerintah sedang menggencarkan program infrastruktur, dimana alokasi dana yang besar pada periode 2015-2019.
Sejalan dengan itu, kata Eko, ketersediaan SDM di bidang QS masih belum memadai. “Kami harapkan gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia bisa diimbangi pula dengan banyaknya SDM konstruksi yang berkualitas,” kata Eko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Dia menjelaskan, Quantity Surveyor memiliki peran besar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan akhir dari pembangunan sebuah proyek. Dengan kata lain dari awal perencanaan hingga akhir sebuah proyek peran QS selalu ada.
“Ruang lingkup pekerjaan QS itu lebih dari sekedar menganalisa, menghitung volume dan biaya proyek, tetapi juga menyiapkan dokumen tender dan kontrak. Juga memberikan masukan kepada pemilik proyek mengenai pemilihan konsultan dan kontraktor, NSC ataupun supplier,” terangnya.
Menurutnya, kesuksesan seorang QS terletak pada akuntabilitas siklus proyek dan dapat memberikan anggaran biaya yang sesuai dengan rencana dan kondisi lapangan.
Eko memaparkan, selain memiliki keahlian dalam perhitungan volume, QS juga harus memiliki kemampuan dalam menilai kualitas pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak, aspek kontrak, penilaian akhir konstruksi, sehingga biaya suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan dijalankan dengan terencana dan terkendali.
Untuk menjalankan peran dan fungsi yang ada itu memang diperlukan suatu pemahaman keterampilan dan integritas. Karena ruang lingkup QS meliputi pengerjaan aspek kontraktual pekerjaan konstruksi, pengendalian SDM hingga biaya. "Ke depan, kami harapkan dengan berkembangnya konstruksi di Indonesia, ketersediaan dan kualitas SDMnya bisa terus meningkat” pungkas Eko.
Direktur Program GMT Institute, Eko Tjahjowati mengatakan profesi QS sangat penting dan potensial di masa mendatang. Apalagi pemerintah sedang menggencarkan program infrastruktur, dimana alokasi dana yang besar pada periode 2015-2019.
Sejalan dengan itu, kata Eko, ketersediaan SDM di bidang QS masih belum memadai. “Kami harapkan gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia bisa diimbangi pula dengan banyaknya SDM konstruksi yang berkualitas,” kata Eko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Dia menjelaskan, Quantity Surveyor memiliki peran besar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan akhir dari pembangunan sebuah proyek. Dengan kata lain dari awal perencanaan hingga akhir sebuah proyek peran QS selalu ada.
“Ruang lingkup pekerjaan QS itu lebih dari sekedar menganalisa, menghitung volume dan biaya proyek, tetapi juga menyiapkan dokumen tender dan kontrak. Juga memberikan masukan kepada pemilik proyek mengenai pemilihan konsultan dan kontraktor, NSC ataupun supplier,” terangnya.
Menurutnya, kesuksesan seorang QS terletak pada akuntabilitas siklus proyek dan dapat memberikan anggaran biaya yang sesuai dengan rencana dan kondisi lapangan.
Eko memaparkan, selain memiliki keahlian dalam perhitungan volume, QS juga harus memiliki kemampuan dalam menilai kualitas pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak, aspek kontrak, penilaian akhir konstruksi, sehingga biaya suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan dijalankan dengan terencana dan terkendali.
Untuk menjalankan peran dan fungsi yang ada itu memang diperlukan suatu pemahaman keterampilan dan integritas. Karena ruang lingkup QS meliputi pengerjaan aspek kontraktual pekerjaan konstruksi, pengendalian SDM hingga biaya. "Ke depan, kami harapkan dengan berkembangnya konstruksi di Indonesia, ketersediaan dan kualitas SDMnya bisa terus meningkat” pungkas Eko.
(ven)