LPS Tepis Isu Rush Money

Rabu, 16 November 2016 - 19:27 WIB
LPS Tepis Isu Rush Money
LPS Tepis Isu Rush Money
A A A
YOGYAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menepis isu yang berkembang belakangan ini, soal akan terjadinya penarikan uang secara besar-besaran atau rush money pada 25 November mendatang. LPS menandaskan isu tersebut tidak benar dan bersifat sesaat yang akan segara berlalu seiring berjalannya waktu.

Isu rush money tersebut seiring dengan demonstrasi menentang calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kepala Eksekutif LPS, Fauzi Ichsan mengatakan demonstrasi menentang Ahok tidak berpengaruh terhadap kondisi ekonomi nasional secara keseluruhan. Pasalnya, demonstrasi besar beberapa waktu lalu pun berlangsung aman. Sehingga kalangan usaha tidak perlu menanggapinya dengan serius isu demonstrasi yang akan kembali terjadi.

"Saya rasa semua orang sudah dewasa, apa yang terjadi hanyalah dinamika politik sesaat saja," ujarnya di sela-sela workshop penanganan bank yang diselenggarakan di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta, Rabu (16/11/2016).

Fauzi yakin isu akan terjadinya rush money tidak menggoyahkan sistem perbankan. Menurut dia, pondasi perbankan nasional saat ini sudah kuat. Hal ini terlihat dari nilai rasio kecukupan modal rata-rata nasional sebesar 22%. Rasio kecukupan modal ini tertinggi dalam sejarah Indonesia dan juga tertinggi di dunia. Sehingga Fauzi mengatakan tidak khawatir dengan isu tersebut.

Andaikan ada penarikan, kata Fauzi, perbankan nasional siap menghadapinya. Ia menandaskan sistem perbankan Indonesia tidak akan terguncang dengan isu tersebut. Peristiwa krisis ekonomi 1998 yang diikuti dengan rush money tidak akan terulang. Perbankan saat ini terus menjalankan perannya dengan baik, meski iklim perekonomian masih menghadapi perlambatan.

Menurut dia, jika terjadi pengambilan uang dari bank secara besar-besaran, perbankan masih aman. Sebab penarikan dari masyarakat sangat jauh dari total tabungan di bank yang mencapai Rp4.669,89 triliun.

Nilai tersebut merupakan simpanan para nasabah dari 1.912 bank peserta penjaminan LPS, dengan jumlah rekening sebanyak 190.121.579. "Terdiri dari 119 bank umum dan 1.794 Bank Perkreditan Rakyat, jadi masih akan aman," terangnya.

Adapun total aset LPS mencapai Rp72 triliun pada akhir 30 November 2016. Dan Fauzi kembali mengatakan, kemungkinan terjadinya rush money terbilang kecil. Menurutnya, ketidakstabilan politik di Amerika Serikat lebih berdampak daripada gejolak politik di dalam negeri.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1030 seconds (0.1#10.140)