Bursa Saham AS Kembali Sentuh Rekor Tertinggi

Rabu, 21 Desember 2016 - 07:58 WIB
Bursa Saham AS Kembali...
Bursa Saham AS Kembali Sentuh Rekor Tertinggi
A A A
JAKARTA - Wall Street pada perdagangan kemarin ditutup tembus rekor tertinggi dan USD juga naik ke level tertinggi dalam 14 tahun. Karena, pasar mengabaikan keengganan risiko dan terus naik yang telah mengangkat Wall Street sejak hari pemilihan presiden AS.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/12/2106), Indeka Dow Jones industrial average dan Nasdaq Composite ditutup mencapai rekor tertinggi, dengan indeks blue-chip di bawah level 20.000.

Saham Eropa mantap sebagai jaminan atas rencana Italia untuk menghabiskan hingga 20 miliar euro (USD21 miliar) untuk menyelamatkan bank-bank bermasalah menyusul ketidakpastian atas serangan di Turki dan Jerman.

Indeks Dow Jones naik 91,56 poin atau 0,46% ke level 19.974,62, Indeks S & P 500 naik 8,23 poin atau 0,36% ke level 2.270,76 dan Nasdaq bertambah 26,50 poin atau 0,49% ke level 5.483,94.

Di si lain, bursa saham Eropa ditutup naik 0,48% dengan Indeks Jerman, Prancis, dan Inggris mengalami kenaikan. "Investor begitu cepat dalam mencerna berita buruk, dan ini menjelaskan ketahanan di pasar keuangan," kata Hussein Sayed, kepala strategi pasar di FXTM.

Saham AS telah menguat sejak pemilu 8 November dengan Indeks S & P 500 naik hampir 6% pada taruhan bahwa rencana Presiden AS terpilih Donald Trump akan memberikan dorongan untuk bisnis.

"Pasar fokus pada agenda Trump, yang merupakan pemotongan pajak, belanja infrastruktur dan deregulasi," kata Jeff Zipper, managing director untuk investasi di Swasta Klien Cadangan di AS Bank di Palm Beach, Florida.

Sementara, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tercatat turun 0,3%. Indeks China kemarin ditutup turun 0,6% bergerak Beijing untuk memperketat pengawasan aktivitas perbankan bayangan dan kekhawatiran likuiditas dan di Jepang Nikkei N225 ditutup naik 0,5%.

USD dilacak obligasi AS menghasilkan lebih tinggi US10YT = RR sebagai appetite untuk aset berisiko mendorong pedagang keluar dari obligasi dan menjadi saham. Komentar Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada Senin kemarin positif terkait keadaan pasar tenaga kerja AS yang juga mendorong greenback.

"Dia tidak menggunakan kesempatan untuk mengambil pasar kembali dari menjadi terlalu hawkish," kata UBS strategi mata uang Constantin Bolz, di Zurich. "Mungkin ada beberapa orang yang pikir mereka akan menunda dari USD lebih lanjut sampai dia berbicara, dalam hal dia berada di barisan belakang," imbuhnya.

Indeks USD, yang mengukur greenback terhadap beberapa mata uang, naik hampir 0,5% menjadi 103,65 DXY, level tertinggi sejak Desember 2002.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7452 seconds (0.1#10.140)