Subsidi Listrik Dicabut, 991.860 Pelanggan Tarif Baru
A
A
A
PALEMBANG - Akhirnya pemerintah resmi mengenakan tarif baru pada pelanggan 900 VA yang dinilai mampu, tepat pada 1 Januari lalu. Di Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB), terdapat 991.860 pelanggan terpaksa tidak lagi menjadi penerima subsidi.
General Manager (GM) PLN WS2JB, Budi Pangestu mengatakan kebijakan ini upaya pemerintah agar subsidi listrk tepat sasaran. Melalui peraturan baru yang mengalami penyesuaian data pada tahun 2016 lalu, pemerintah berniat melakukan pencabutan subsidi pada pelanggan 900 VA, agar menyesuaikan kebijakan subsidi. Hasil penyesuaian datanya, diperoleh sebanyak 991.860 pelanggan yang dinyatakan mampu hingga subsidi listriknya dicabut, sementara 341.606 pelanggan yang dipertahankan mendapatkan subsidi di WS2JB.
“Datanya diperoleh dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), lalu dilakukan penyesuaian oleh petugas PLN. Hasil akhirnya, diperoleh hanya 341.606 pelanggan yang berhak mendapatkan subsidi,” ungkapnya kepada Koran Sindo Palembang, Rabu (4/1/2017).
Pemerintah melakukan penyesuaian terhadap subsidi listrik pada golongan 900 VA. Jika dulu kebijakan subsidi dirasakan oleh dua golongan masyarakat pelanggan, yakni 450 VA dan 900 VA. Dalam perkembangannya, pada golongan pelanggan 900 VA, diperoleh persepsi (penilaian) melalui survei, jika pelanggannya juga tergolong mampu.
“Bukan PLN yang menentukan penerima subsidi, PLN hanya pendistribusi. Jika subsidi dicabut, maka pemberlakuannya akan tepat 1 Januari nanti, dengan waktu pembayaran pada Februari,” ujarnya.
Akan tetapi, kata Budi, untuk pelanggan 900 VA yang menggunakan sistem pra bayar (token), juga akan menikmati kebijakan pencabutan subsidi. Hal ini tersebut dapat diketahui saat pelanggan melakukan proses pengisian ulang listrik tersebut. "Memang belum ada identitas khusus dari pelanggan yang bersubsidi atau subsidinya dicabut. Akan tetapi sistem pencabutan subsidi sudah bekerja penuh untuk penggunaan listrik di bulan Januari ini," ujarnya.
Budi menjabarkan pencabutan subsidi dilakukan bertahap. Misalnya, pelanggan 900 VA yang dinyatakan tidak lagi disubsidi akan membayar peningkatan tarifnya sebesar 20%, lalu meningkat dan akhirnya menjadi 100%. Sehingga, peningkatan tarif akan meningkat setelah beberapa tahap kenaikan diberlakukan. "Setidaknya, setiap dua bulan dilakukan peningkatan tarif, hingga akhirnya pelanggan 900 Volt akan merasakan tarif non subsidi sebesar 1.300 Volt bertahap. Jadi, pada Februari nanti, kenaikannya belum langsung menjadi pelanggan non subsidi,”tukasnya.
Pencabutan subsidi listrik pada 900 Volt, ditanggapi berbeda oleh masyarakat pelanggan PLN. Salah seorang pelanggan 900 Volt, Andi Syaifudin mengungkapkan kebingungannya. Ia mengaku belum pernah disurvei oleh petugas PLN, namun belum juga mengetahui apakah dirinya juga masih akan mendapatkan subsidi listrik pada tahun ini.
"Saya juga bingung, survei atau penyesuaian datanya yang dilakukan. Setahu saya, belum ada proses sensusnya, tapi saya juga belum tau, apakah masih berstatus pelanggan terima subsidi atau bukan lagi penerima subsidi. Informasi PLN kepada pelanggan, sama sekali saya tidak peroleh," ungkap dia.
General Manager (GM) PLN WS2JB, Budi Pangestu mengatakan kebijakan ini upaya pemerintah agar subsidi listrk tepat sasaran. Melalui peraturan baru yang mengalami penyesuaian data pada tahun 2016 lalu, pemerintah berniat melakukan pencabutan subsidi pada pelanggan 900 VA, agar menyesuaikan kebijakan subsidi. Hasil penyesuaian datanya, diperoleh sebanyak 991.860 pelanggan yang dinyatakan mampu hingga subsidi listriknya dicabut, sementara 341.606 pelanggan yang dipertahankan mendapatkan subsidi di WS2JB.
“Datanya diperoleh dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), lalu dilakukan penyesuaian oleh petugas PLN. Hasil akhirnya, diperoleh hanya 341.606 pelanggan yang berhak mendapatkan subsidi,” ungkapnya kepada Koran Sindo Palembang, Rabu (4/1/2017).
Pemerintah melakukan penyesuaian terhadap subsidi listrik pada golongan 900 VA. Jika dulu kebijakan subsidi dirasakan oleh dua golongan masyarakat pelanggan, yakni 450 VA dan 900 VA. Dalam perkembangannya, pada golongan pelanggan 900 VA, diperoleh persepsi (penilaian) melalui survei, jika pelanggannya juga tergolong mampu.
“Bukan PLN yang menentukan penerima subsidi, PLN hanya pendistribusi. Jika subsidi dicabut, maka pemberlakuannya akan tepat 1 Januari nanti, dengan waktu pembayaran pada Februari,” ujarnya.
Akan tetapi, kata Budi, untuk pelanggan 900 VA yang menggunakan sistem pra bayar (token), juga akan menikmati kebijakan pencabutan subsidi. Hal ini tersebut dapat diketahui saat pelanggan melakukan proses pengisian ulang listrik tersebut. "Memang belum ada identitas khusus dari pelanggan yang bersubsidi atau subsidinya dicabut. Akan tetapi sistem pencabutan subsidi sudah bekerja penuh untuk penggunaan listrik di bulan Januari ini," ujarnya.
Budi menjabarkan pencabutan subsidi dilakukan bertahap. Misalnya, pelanggan 900 VA yang dinyatakan tidak lagi disubsidi akan membayar peningkatan tarifnya sebesar 20%, lalu meningkat dan akhirnya menjadi 100%. Sehingga, peningkatan tarif akan meningkat setelah beberapa tahap kenaikan diberlakukan. "Setidaknya, setiap dua bulan dilakukan peningkatan tarif, hingga akhirnya pelanggan 900 Volt akan merasakan tarif non subsidi sebesar 1.300 Volt bertahap. Jadi, pada Februari nanti, kenaikannya belum langsung menjadi pelanggan non subsidi,”tukasnya.
Pencabutan subsidi listrik pada 900 Volt, ditanggapi berbeda oleh masyarakat pelanggan PLN. Salah seorang pelanggan 900 Volt, Andi Syaifudin mengungkapkan kebingungannya. Ia mengaku belum pernah disurvei oleh petugas PLN, namun belum juga mengetahui apakah dirinya juga masih akan mendapatkan subsidi listrik pada tahun ini.
"Saya juga bingung, survei atau penyesuaian datanya yang dilakukan. Setahu saya, belum ada proses sensusnya, tapi saya juga belum tau, apakah masih berstatus pelanggan terima subsidi atau bukan lagi penerima subsidi. Informasi PLN kepada pelanggan, sama sekali saya tidak peroleh," ungkap dia.
(ven)