Wall Street Mengambil Untung dari Proses Brexit
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Rabu (29/3) waktu AS, mengambil keuntungan dari implementasi perceraian Inggris Raya dari Uni Eropa alias Brexit.
Mengutip dari CNBC, Kamis (30/3/2017), indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,18 poin atau 0,2% menjadi 20.659,32, berkat kenaikan saham-saham energi, terutama Chevron.
Indeks S & P 500 bertambah 2,56 poin atau 0,11% menjadi 2.361,13, seiring kenaikan saham-saham energi terkemuka. Dan indeks Nasdaq naik 22,41 poin atau 0,38% menjadi 5.897,55.
Hasil lebih tinggi ini disebabkan investor sedang mencerna data ekonomi dari penerapan Brexit setelah PM Inggris Theresa May meneken Pasal 50 Brexit. Selain itu, reli saham ini berkat menguatnya indeks kepercayaan konsumen di Maret 2017. Saat ini investor pun melihat kepada agenda ekonomi Donald Trump untuk mendorong reformasi pajak.
“Pasar perdagangan sedang menunggu dan melihat apakah pemerintahan Trump mampu bergerak dengan reformasi pajak,” kata Ernie Cecilia, chief investment officer di Bryn Mawr Trust.
Pasar memang masih khawatir kebijakan ekonomi Trump bisa melewati Kongres atau tidak. Pasalnya setelah rencana layanan kesehatan dari Trump untuk menggantikan Obamacare digagalkan, hal ini menjadi pukulan bagi agenda ekonomi Trump. Investor pun bertanya-tanya apakah reformasi pajak, deregulasi dan belanja pemerintah juga akan digagalkan oleh Kongres atau tidak.
Mengutip dari CNBC, Kamis (30/3/2017), indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,18 poin atau 0,2% menjadi 20.659,32, berkat kenaikan saham-saham energi, terutama Chevron.
Indeks S & P 500 bertambah 2,56 poin atau 0,11% menjadi 2.361,13, seiring kenaikan saham-saham energi terkemuka. Dan indeks Nasdaq naik 22,41 poin atau 0,38% menjadi 5.897,55.
Hasil lebih tinggi ini disebabkan investor sedang mencerna data ekonomi dari penerapan Brexit setelah PM Inggris Theresa May meneken Pasal 50 Brexit. Selain itu, reli saham ini berkat menguatnya indeks kepercayaan konsumen di Maret 2017. Saat ini investor pun melihat kepada agenda ekonomi Donald Trump untuk mendorong reformasi pajak.
“Pasar perdagangan sedang menunggu dan melihat apakah pemerintahan Trump mampu bergerak dengan reformasi pajak,” kata Ernie Cecilia, chief investment officer di Bryn Mawr Trust.
Pasar memang masih khawatir kebijakan ekonomi Trump bisa melewati Kongres atau tidak. Pasalnya setelah rencana layanan kesehatan dari Trump untuk menggantikan Obamacare digagalkan, hal ini menjadi pukulan bagi agenda ekonomi Trump. Investor pun bertanya-tanya apakah reformasi pajak, deregulasi dan belanja pemerintah juga akan digagalkan oleh Kongres atau tidak.
(ven)