Penjelasan Komut Garuda Soal Hilangnya Jabatan Direktur Operasi

Kamis, 13 April 2017 - 11:55 WIB
Penjelasan Komut Garuda...
Penjelasan Komut Garuda Soal Hilangnya Jabatan Direktur Operasi
A A A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kemarin telah memutuskan untuk merombak jajaran direksi dan memilih Pahala N Mansury diplot sebagai direktur perseroan. Namun, susunan direksi Garuda Indonesia dikritik lantaran tidak ada direktur operasi.

(Baca Juga: Pahala Mansury Jabat Dirut Baru Garuda Gantikan Arif Wibowo)

Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Jusman Syafii Djamal menjelaskan alasan tidak adanya direktur operasi, namun yang ada perubahan nomenklatur direktur produksi. Hal ini tidak mengganggu safety dan melanggar aturan CASR.

Dia menjelaskan, presedent tentang nomenklatur direktur produksi telah terjadi, yakni Citilink yang dijabat Hadinoto. "Ketika Pak Arif Wibowo masih menjadi direktur utama dan mendapatkan izin dari Kemenhub serta tidak dinilai melanggar CASR," kata Jusman dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Jakarta, Kamis (13/4/2017).

Sebab, lanjut dia, nomenklatur direktur produksi dimaknai sebagai mata rantai nilai tambah. Sebuah business proses dalam suatu sistem yang mengintegrasikan dan mensinergikan fungsi operations systems untuk safety for airborne atau sistem berupa tata cara.

"Dan mekanisme untuk menjamin kualitas safety operasi armada pesawat untuk di operasikan dan fungsi engineering berupa system dan mekanisme serta SOP untuk menjamin kelaikan dan kesehatan pesawat terbang," tuturnya.

Dia menuturkan, di Garuda ada chief operations, chief pilots, chief engineering plus GMF. Di mana, rentang tanggung jawabnya jelas dan sesuai CASR. "Jadi bisa diaudit. Safety is the foundation of Airline. Apalagi buat Garuda Airline sebagai flag carrier Indonesia tak mungkin ada kompromi di Safety of Airplane operations," terangnya.

Jadi, lanjut dia, tidak ada aturan yang ditabrak Garuda. organisasi Chief Operation and Chief Engineering dan Chief Pilot yang memenuhi syarat CASR yang bertanggung jawab pasa safety. Disebut ddirektur produksi karena value chain.

Fokus produksi adalah kelaikan wahana operasi untuk menciptakan on time performance dan EBITDA denan customer satisfaction yang prima. Cara kerjanya dengan menggunakan SOP sesuai CASR dalam manual yang direvisi.

"Safety is the foundation of Airlines business suatu keharusan. Selain itu jangan lupa di Garuda ada GMF untuk memproteksi kesehatan pesawat dalam operasi sehari hari," tuturnya.

Menurutnya, Garuda sedang mentransformasi business process-nya berdasarkan pendekatan sistem untuk integrasi dan synergy antar core competency. Sebab Garuda memiliki 156 pesawat baik badan lebar maupun narrow body dan juga ATR serta CRJ ada beberapa jenis tipe.

Garuda juga memiliki rute international ada rute domestik. Mesti dikelola dengan tata cara yang berbeda ketika menghadapi tekanan kompetisi yang semakin ketat. Perlu optimalisasi utilitas pesawat, pengaturan rute, deployment crew agar On Time performance terjaga.

"Sebab customer ingin Garuda tepat waktu sesuai jadwal. Apalagi harga avtur Pertamina 12%-20% lebih mahal dibanding Singapura. Safety pasti jadi fondasi bisnis airline," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0575 seconds (0.1#10.140)