Jonan Satukan Data Energi Lewat Aplikasi ESDM One Map Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hari ini meluncurkan aplikasi ESDM One Map Indonesia. Aplikasi berbasis web ini menyajikan berbagai informasi geospasial tematik sektor ESDM seperti wilayah kerja migas, wilayah izin usaha pertambangan.
Selain itu, juga termasuk wilayah kerja panas bumi, infratruktur ketenagalistrikan, infrastruktur migas, potensi (sumber daya dan cadangan) EBT dan geologi.
Menurutnya, selama ini data seismik di sektor ESDM tidak pernah dibuka untuk publik. Padahal, di luar negeri seluruh pihak bisa mengakses data seismik tersebut dengan mudah. Karena itu, aplikasi ini akan menyediakan beragam informasi geospasial tematik sektor ESDM seperti potensi geologi di mineral, batu bara, panas bumi, bitumen padat dan Coal Bed Methane/CBM), wilayah izin usaha pertambangan, wilayah kerja migas.
Termasuk wilayah kerja panas bumi, data hulu migas seperti sumur, kilang, seismik 2D dan seismik 3D, kawasan hutan, dan infrastruktur ketenagalistrikan seperti pembangkit, gardu induk, jaringan transmisi dan jaringan distribusi.
"Manfaat untuk rakyat, governance lebih baik dan terbuka. Masalah data seismik kalau di luar negeri terbuka. Di sini enggak terbuka, enggak jelas. Jadi harus ada keterbukaan," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Mantan Menteri Perhubungan ini berpesan, seluruh pimpinan unit di Kementerian ESDM memiliki tanggung jawab untuk meng-input data real di ESDM One Map ini. Sebab, jika data yang diinput keliru, maka aplikasi ini hanya akan menghasilkan sampah.
"Yang harus jadi tanggung jawab pimpinan unit adalah tidak boleh sampai terjadi input data keliru atau tidak real. Menggunakan sistem ini, sekali garbage in pasti akan garbage up. Pasti keluarnya sampah. Saya sudah lapor Presiden untuk hal ini," tutur dia.
Jonan juga berpesan agar Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian ESDM Susetyo Edi Prabowo untuk selalu melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap teknologi di aplikasi tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin di kemudian hari ada pihak yang mencoba meretas aplikasi tersebut.
"Karena ini baru diluncurkan, saya minta Kapusdatin bahwa ini teknologinya harus improve, security-nya harus improve. Kalau tidak, ini pasti dicoba orang untuk masuk. Jadi, harus ada perbaikan dan improvement. Karena ESDM one map sudah lama dan ditunggu enggak jadi-jadi. Tolong dimanfaatkan untuk rekan ESDM eselon 1 dan 2," terang dia.
Kapusdatin Kementerian ESDM Susetyo Edi Prabowo menambahkan, sistem ini selaras dengan kebijakan One Map Policy yang merupakan implementasi dari Paket Kebijakan Ekonomi Tahap VIII yang berfokus kepada tiga hal yaitu kebijakan satu peta, insentif dunia usaha penerbangan, dan percepatan pembangunan kilang minyak baru serta Peraturan Presiden No 9/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000.
"Sistem ini diharapkan mampu meniadakan permasalahan yang timbul karena perbedaan versi data yang dijadikan acuan, menjamin validitas dan keterbaruan data yang diakses, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu dan sumber daya dalam pengelolaan dan penyebarluasan data, mendukung pimpinan dalam pengambilan keputusan, serta memberikan peluang bagi stakeholders khususnya investor untuk meningkatkan investasi dan produksi komoditas ESDM," tuturnya.
Selain itu, juga termasuk wilayah kerja panas bumi, infratruktur ketenagalistrikan, infrastruktur migas, potensi (sumber daya dan cadangan) EBT dan geologi.
Menurutnya, selama ini data seismik di sektor ESDM tidak pernah dibuka untuk publik. Padahal, di luar negeri seluruh pihak bisa mengakses data seismik tersebut dengan mudah. Karena itu, aplikasi ini akan menyediakan beragam informasi geospasial tematik sektor ESDM seperti potensi geologi di mineral, batu bara, panas bumi, bitumen padat dan Coal Bed Methane/CBM), wilayah izin usaha pertambangan, wilayah kerja migas.
Termasuk wilayah kerja panas bumi, data hulu migas seperti sumur, kilang, seismik 2D dan seismik 3D, kawasan hutan, dan infrastruktur ketenagalistrikan seperti pembangkit, gardu induk, jaringan transmisi dan jaringan distribusi.
"Manfaat untuk rakyat, governance lebih baik dan terbuka. Masalah data seismik kalau di luar negeri terbuka. Di sini enggak terbuka, enggak jelas. Jadi harus ada keterbukaan," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Mantan Menteri Perhubungan ini berpesan, seluruh pimpinan unit di Kementerian ESDM memiliki tanggung jawab untuk meng-input data real di ESDM One Map ini. Sebab, jika data yang diinput keliru, maka aplikasi ini hanya akan menghasilkan sampah.
"Yang harus jadi tanggung jawab pimpinan unit adalah tidak boleh sampai terjadi input data keliru atau tidak real. Menggunakan sistem ini, sekali garbage in pasti akan garbage up. Pasti keluarnya sampah. Saya sudah lapor Presiden untuk hal ini," tutur dia.
Jonan juga berpesan agar Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian ESDM Susetyo Edi Prabowo untuk selalu melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap teknologi di aplikasi tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin di kemudian hari ada pihak yang mencoba meretas aplikasi tersebut.
"Karena ini baru diluncurkan, saya minta Kapusdatin bahwa ini teknologinya harus improve, security-nya harus improve. Kalau tidak, ini pasti dicoba orang untuk masuk. Jadi, harus ada perbaikan dan improvement. Karena ESDM one map sudah lama dan ditunggu enggak jadi-jadi. Tolong dimanfaatkan untuk rekan ESDM eselon 1 dan 2," terang dia.
Kapusdatin Kementerian ESDM Susetyo Edi Prabowo menambahkan, sistem ini selaras dengan kebijakan One Map Policy yang merupakan implementasi dari Paket Kebijakan Ekonomi Tahap VIII yang berfokus kepada tiga hal yaitu kebijakan satu peta, insentif dunia usaha penerbangan, dan percepatan pembangunan kilang minyak baru serta Peraturan Presiden No 9/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000.
"Sistem ini diharapkan mampu meniadakan permasalahan yang timbul karena perbedaan versi data yang dijadikan acuan, menjamin validitas dan keterbaruan data yang diakses, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu dan sumber daya dalam pengelolaan dan penyebarluasan data, mendukung pimpinan dalam pengambilan keputusan, serta memberikan peluang bagi stakeholders khususnya investor untuk meningkatkan investasi dan produksi komoditas ESDM," tuturnya.
(izz)