Tanggapan Ekonom Terkait Akuisisi ANZ oleh DBS Indonesia

Minggu, 16 Juli 2017 - 20:35 WIB
Tanggapan Ekonom Terkait...
Tanggapan Ekonom Terkait Akuisisi ANZ oleh DBS Indonesia
A A A
JAKARTA - Chief Economist Bank Bukopin Sunarsip menilai, DBS sebenarnya ingin melengkapi dan memperkuat positioning di market Indonesia. Masuknya bisnis ritel yang selama ini menjadi core competency ANZ diharapkan bisa memperkuat bisnis ritel DBS di Indonesia.

Menurut dia, selama ini DBS Indonesia memang berkeinginan untuk meningkatkan pangsa pasarnya di bisnis ritel, termasuk bisnis mikro dan UMKM. "Nah, dengan penggabungan ini diharapkan penetrasi pasar DBS Indonesia di bisnis ritel, termasuk pula wealth management bisa lebih meningkat," ujar Sunarsip saat dihubungi Minggu (16/7/2017).

Namun, lanjut dia, harus diakui memang pasar bisnis ritel perbankan di Indonesia sebenarnya sangat kompetitif. Tantangannya cukup besar, meskipun potensinya di Indonesia sangat besar.

Dia mengungkapkan, bank-bank besar seperti bank-bank BUKU IV sudah established posisinya di pasar. Dukungan infrastrukturnya juga sudah cukup kuat, tidak hanya di perkotaan juga sudah menjangkau pedesaan.

"Sehingga, kalau bank-bank besar ini mau masuk bisnis ritel yang mikro mereka sudah siap," paparnya. Namun demikian, potensi bisnis ritel di Indonesia masih terbuka luas.

Meskipun tetap sulit bagi DBS Indonesia untuk mengambil alih market share position, namun peluangnya untuk meningkatkan pangsanya cukup terbuka lebar. "Terlebih bila dukungan dari induknya di Singapura juga besar," urai dia.

Dalam jangka pendek dan menengah, tambahan income dari bisnis ritel dapat meningkatkan pendapatan DBS Indonesia, sekalipun untuk menggeser ke posisi leader tetap berat. "Bank-bank besar saya perkirakan tetap akan mampu mempertahankan pangsa pasarnya," imbuh Sunarsip.

Sebelumnya diberitakan, sejak akuisisi ANZ diumumkan pada Oktober 2016, DBS Bank Ltd (Bank DBS) kini tengah menyiapkan beberapa hal terkait bisnis perusahaan. Adapun akuisisi yang dilakukan meliputi aset dari bisnis wealth management dan ritel milik ANZ di Singapura, Hong Kong, China, Taiwan, dan Indonesia senilai 110 juta dolar Singapura (Rp1 triliun).

Melalui aksi korporasi ini, DBS berupaya memperkuat posisi sebagai bank penyedia layanan wealth management terdepan di Asia.

Dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Director of Consumer Banking Bank DBS Indonesia, Wawan Salum menyampaikan informasi terbaru terkait dengan proses akuisisi DBS terhadap ANZ di Indonesia.

“Saat ini, kami tengah menyiapkan beberapa hal sehubungan transfer bisnis ritel ANZ ke Bank DBS Indonesia. Hal-hal tersebut mencakup harmonisasi produk, harmonisasi fasilitas program kesejahteraan karyawan (employee benefit), kelengkapan infrastruktur IT, dan persiapan rangkaian pelatihan," ujarnya.

Wawan menambahkan, pihaknya tengah berkoordinasi intens dengan ANZ Indonesia terkait persiapan hal tersebut diawasi regulator terkait. Adapun proses akuisisi bisnis ritel dan wealth management ANZ oleh Bank DBS Indonesia ditargetkan selesai pada Februari 2018.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1085 seconds (0.1#10.140)